jar Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang sangat dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang. Itulah sebabnya ASI sebaiknya diberikan secara eksklusif agar pertumbuhan bayi lebih optimal. Sayangnya, banyak ibu yang belum menyadari pentingnya pemberian ASI terutama secara eksklusif. Mereka sering kali memberikan susu formula selain ASI pada usia 0-6 bulan. Bahkan, banyak ibu yang tidak mau memberikan ASI dengan berbagai alasan dan hanya memberi susu formula kepada bayinya. Direktur Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan, Dr Ina Hernawati MPH, mengungkapkan, pemberian ASI secara eksklusif memberikan banyak manfaat kepada bayi, ibu, dan keluarga. Bagi bayi, ASI merupakan makanan yang terbaik. Dengan mengonsumsinya, bayi bisa terhindar dari penyakit, khususnya alergi. ''Komposisi dan kandungan ASI sangat cocok untuk bayi karena berasal dari satu spesies. Demikian halnya air susu sapi cocok untuk bayi sapi. Jika bayi manusia diberi susu sapi sebelum enam bulan, maka bisa menimbulkan alergi,'' ungkapnya. ASI, lanjut Ina, juga mengandung zat kekebalan tubuh (immunoglobulin). Zat ini bisa melindungi bayi dari serangan virus atau penyakit. Karena itulah, imunisasi campak baru diberikan kepada bayi manakala usianya sudah sembilan bulan. Sampai usia enam bulan, bayi tidak memerlukan imunisasi karena telah memiliki kekebalan di dalam tubuhnya berkat mengonsumsi ASI. ''Bayi yang mendapat ASI memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap penyakit infeksi terutama ISPA dan alergi. Kandungan gizi di dalam ASI, yaitu protein dan zat gizi mikro, juga sangat bagus bagi perkembangan fisik, termasuk otak. Karenanya bayi yang diberi ASI memiliki kecerdasan yang lebih dibandingkan yang tidak diberi,'' jelas Ina. Bagi ibu yang memberikan ASI pada bayinya akan mendapat beberapa manfaat. Salah satunya, rahim lebih mudah mengecil. Awalnya, rahim wanita berukuran sebesar telur. Ketika hamil, besarnya mengembang menjadi seperti balon. Saat bayi lahir, rahim menyusut hingga sepertiganya. Dengan memberikan ASI, rahim akan terus mengecil. Selain itu, memberikan ASI juga bisa menghindarkan ibu dari kemungkinan terkena kanker payudara. Manfaat lainnya, akan terbentuk ikatan batin dan emosional yang kuat antara bayi dan ibu. ''Memberikan ASI juga bisa mencegah kehamilan. Ini terkait dengan faktor hormonal. Sehingga ibu tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi,'' tutur Ina. Memberikan ASI juga membawa pengaruh bagi ekonomi keluarga. Selama pemberian secara eksklusif, praktis ibu tidak mengeluarkan biaya apapun untuk keperluan makan bayi. Harus enam bulan Mengapa harus enam bulan? Ina menjelaskan, pada usia di bawah enam bulan, kebutuhan gizi bayi sudah tercukupi dengan ASI. Namun setelah umur itu, bayi membutuhkan asupan tambahan karena pertumbuhan motoriknya terus berkembang. Saat itulah bayi perlu dikenalkan dengan makanan pendamping (MP) ASI sebagai pelengkap. ''Hasil penelitian menyebutkan, pemberian ASI secara eksklsusif bisa mencegah kematian bayi sebesar 13 persen. Sedangkan pemberian MP ASI yang tepat waktu, yaitu setelah bayi berusia enam bulan, bisa mencegah kematian sebesar enam persen,'' tutur Ina. Penelitian lain menyebutkan, bayi yang tidak diberi ASI memiliki risiko 17,3 persen lebih besar untuk terkena penyakit daripada bayi yang diberi ASI. Masih banyak penelitian lain yang membuktikan pentingnya ASI bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi. Ina mengimbau, para ibu hendaknya memiliki kesadaran untuk memberikan ASI, khususnya secara eksklusif, kepada bayinya. Bagaimana kalau ASI tidak keluar? Menurut Ina, keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya sangat ditentukan oleh perilaku dan keyakinan dirinya sendiri. Banyak ibu yang tidak percaya diri ketika menyusui. Akibatnya ASInya tidak keluar. Karena itu, perlu dilakukan inisiasi diri. ''Faktor psikologis juga sangat berpengaruh. Ibu yang mengalami stres atau depresi, ASInya juga bisa tidak keluar. Ini sering kami temui pada ibu-ibu di Aceh dan Yogyakarta pasca terjadinya tsunami dan gempa bumi,''papar Ina. Sebelum terjadinya bencana tersebut, banyak ibu yang bisa memberikan ASI kepada bayinya. Setelah bencana mereka mengalami stres sehingga ASI tidak bisa keluar. Kondisi tersebut, tegas Ina, bisa diatasi dengan cara relaktasi. Faktor makanan juga sangat berpengaruh. Pada saat menyusui, hendaknya ibu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Kolostrum Pada hari pertama dan kedua, yang keluar dari payudara ibu bukan air susu tapi kolostrum. Warnanya kekuning-kuningan. Banyak ibu yang belum memahami manfaat kolostrum sehingga malah membuangnya. Padahal kolostrum adalah cairan yang sangat kaya nutrisi sehingga sangat dibutuhkan bayi. Cairan ini mengandung zat kekebalan yang bisa melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, terutama diare. Kolostrum juga mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat, dan lemak rendah sehingga sangat sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahirannya. Kolostrum juga membantu mengeluarkan mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama dan berwarna hitam kehijauan. ''Tidak ada satu perusahaan pun di dunia yang mampu meniru kolostrum. Cairan ini merupakan pemberian dan anugerah dari Tuhan kepada para ibu. Meskipun produksinya sedikit, cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahirannya. Setelah itu barulah ASI mulai keluar,'' demikian kata Ina.
Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=300566&kat_id=105 |