Kamis, 29 November 2007

Fwd: [Republika Online] Mencegah Kanker Serviks


25 September 2007
Mencegah Kanker Serviks
sya

Apapun jenisnya, kanker sangat membahayakan. Baik kanker payudara, kanker leher rahim (serviks), kanker paru, kanker hati, dan berbagai jenis kanker lainnya. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker adalah pembunuh terbesar kedua setelah jantung.

Salah satu jenis kanker yang perlu diwaspadai adalah kanker yang terjadi pada leher rahim. Kanker ini umumnya banyak dialami kaum perempuan, terutama di negara berkembang. Walaupun belum ada data resmi, di Indonesia cukup banyak penderitanya.

''Jika merujuk pada data WHO, pada negara-negara berkembang, kanker serviks menempati urutan pertama penyebab kematian atau sekitar 13,5 persen dari seluruh jenis kanker. Penyakit ini banyak dialami wanita dan dapat menyerang semua kelompok umur,'' jelas dr Nugroho Kampono, SpOG (K), staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada media workshop tentang Kanker Serviks yang diselenggarakan Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sedangkan di negara maju, penyakit ini menempati urutan ketujuh terbesar sebanyak 3,3 persen. Di seluruh dunia, setiap satu menit ditemukan kasus baru, dan setiap dua menit satu orang yang meninggal. ''Di Indonesia, setiap hari terdapat 41 kasus baru dengan 20 kematian. Jadi, setiap jam terdapat satu kematian,'' ungkapnya.

Penyebab
Serviks adalah daerah yang menghubungkan rahim (uterus) dengan vagina. Kanker serviks disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV).

Berbagai faktor dianggap sebagai kofaktor (faktor yang menyertai) terjadinya kanker serviks, antara lain multiparitas, merokok, kontrasepsi hormonal, penyakit hubungan seksual, dan faktor nutrisi. ''Karena HPV yang merupakan faktor etilogi, maka kanker serviks mempunyai beberapa risiko yang umumnya terkait dengan suatu penyakit akibat hubungan seksual,'' kata Dr dr Andrijono, SpOG (K), dari Divisi Onkologi Departemen Obstetri-Ginekologi FKUI.

Andrijono menegaskan, penyimpangan seksual merupakan faktor risiko yang sangat berperan. ''Faktor lain yang dianggap merupakan faktor risiko adalah hubungan seksual pertama kali pada usia muda,'' jelasnya. ''Berganti-ganti pasangan juga dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks,'' tambah dr Nugroho. ''Pada wanita berusia 20-30 tahun paling rawan mengalami kanker serviks,'' lanjutnya.

Menurut Andrijono, infeksi HPV terdeteksi pada 99,7 persen kanker serviks, sehingga infeksi HPV merupakan infeksi yang sangat penting pada perjalanan penyakit kanker serviks uterus. Kanker serviks terjadi karena proses karsinogenesis yang sudah terbuka pada leher rahim. HPV yang merupakan inisiator kanker serviks menyebabkan terjadinya gangguan sel serviks.

Menurut Nugroho, kanker serviks dapat berkembang ketika sel yang abnormal dalam serviks mulai membelah diri tanpa terkendali. Sel abnormal pada serviks dapat berkumpul menjadi tumor. ''Apabila tumor ganas, itu dapat menjadi kanker dan otomatis akan menyebar ke daerah lain,'' jelasnya.

Hingga saat ini sebanyak 120 tipe HPV diketahui sebagai penyebab kanker serviks. Sebanyak 30-40 tipe HPV di antaranya menyerang anogenital (area kelamin). Tipe HPV antara lain HPV 6, 11, 16 dan 18.

''Tipe HPV 6 dan 11 tidak menyebabkan kanker, tetapi menyebabkan anogenital warts. Tipe ini memiliki risiko lebih rendah. Sedangkan tipe 16 dan 18 termasuk risiko tinggi dan dapat menyebabkan kanker serviks,'' jelas Nugroho.

Gejala
Nugroho mengatakan, gejala orang yang menderita kanker serviks antara lain, pendarahan yang tidak normal. Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim, pendarahan saat haid, pendarahan sesudah menopause. Selain itu, kelainan pada vagina, misalnya keluarnya cairan kekuning-kuningan, dan berbau. Gejala lainnya, sakit atau nyeri pada pinggul, juga sakit pada kaki.

Pada prinsipnya, kanker serviks dapat dicegah. Pencegahan dapat dilakukan melalui edukasi yang benar tentang kanker serviks, menghindari penyimpangan seksual, menggunakan kondom dan vaksinasi. Selain itu, sebagai deteksi dini terhadap kanker serviks dengan melakukan pap smear.

Pap smear adalah pengambilan sel dari serviks (leher rahim), kemudian diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya kelainan pada leher rahim. ''Jika seseorang sudah menikah atau sudah pernah melakukan hubungan suami istri, sebaiknya melakukan pap smear secara teratur,'' kata Nugroho.

Dengan Vaksinasi HPV

Body:Salah satu cara yang dianggap paling efektif untuk mencegah masuknya virus ke dalam tubuh manusia adalah dengan melakukan vaksinasi, termasuk human papilloma virus (HPV), virus penyebab kanker serviks (leher rahim). Menurut dr Nugroho Kumpono SpOG (K), konsultan dan staf pengajar FKUI, vaksinasi sangat efektif mencegah masuk dan berkembangnya virus HPV ke dalam tubuh seseorang.

Hal yang sama juga diungkapkan dr Iris Rengganis SpPD-KAI, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan Alergi-Imunologi RSCM Jakarta. Menurutnya, tujuan imunisasi (vaksin) adalah mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan untuk menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau menghilangkan penyakit tertentu dari dunia.

Imunisasi dapat dilakukan pada setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, mulai anak-anak hingga dewasa. ''Imunisasi pada orang dewasa dapat mencegah kematian 100 kali akibat penyakit dibandingkan anak,'' jelasnya.

Khusus untuk mencegah kanker serviks dilakukan dengan vaksinasi HPV. Dengan cara ini virus yang masuk ke leher rahim akan terhambat. Sebab, vaksinasi akan membentuk sistem kekebalan tubuh dan pertahanan terhadap masuknya virus HPV ke dalam leher rahim. ''Dengan demikian, maka virus HPV tidak akan bisa masuk apalagi tumbuh dan membesar di dalam tubuh,'' jelas Iris.


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=308260&kat_id=105