Kamis, 29 November 2007

Fwd: [Republika Online] Tidak Ada yang Bisa Menggantikan ASI


17 Juli 2007Tidak Ada yang Bisa Menggantikan ASI
jar

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang sangat dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang. Itulah sebabnya ASI sebaiknya diberikan secara eksklusif agar pertumbuhan bayi lebih optimal.

Sayangnya, banyak ibu yang belum menyadari pentingnya pemberian ASI terutama secara eksklusif. Mereka sering kali memberikan susu formula selain ASI pada usia 0-6 bulan. Bahkan, banyak ibu yang tidak mau memberikan ASI dengan berbagai alasan dan hanya memberi susu formula kepada bayinya.

Direktur Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan, Dr Ina Hernawati MPH, mengungkapkan, pemberian ASI secara eksklusif memberikan banyak manfaat kepada bayi, ibu, dan keluarga.

Bagi bayi, ASI merupakan makanan yang terbaik. Dengan mengonsumsinya,  bayi bisa terhindar dari penyakit, khususnya alergi. ''Komposisi dan kandungan ASI sangat cocok untuk bayi karena berasal dari satu spesies. Demikian halnya air susu sapi cocok untuk bayi sapi. Jika bayi manusia diberi susu sapi sebelum enam bulan, maka bisa menimbulkan alergi,'' ungkapnya.

ASI, lanjut Ina, juga mengandung zat kekebalan tubuh (immunoglobulin). Zat ini bisa melindungi bayi dari serangan virus atau penyakit. Karena itulah, imunisasi campak baru diberikan kepada bayi manakala usianya sudah sembilan bulan. Sampai usia enam bulan, bayi tidak memerlukan imunisasi karena telah memiliki kekebalan di dalam tubuhnya berkat mengonsumsi ASI.

''Bayi yang mendapat ASI memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap penyakit infeksi terutama ISPA dan alergi. Kandungan gizi di dalam ASI, yaitu protein dan zat gizi mikro, juga sangat bagus bagi perkembangan fisik, termasuk otak. Karenanya bayi yang diberi ASI memiliki kecerdasan yang lebih dibandingkan yang tidak diberi,'' jelas Ina.

Bagi ibu yang memberikan ASI pada bayinya akan mendapat beberapa manfaat. Salah satunya, rahim lebih mudah mengecil. Awalnya, rahim wanita berukuran sebesar telur. Ketika hamil, besarnya mengembang menjadi seperti balon. Saat bayi lahir, rahim menyusut hingga sepertiganya. Dengan memberikan ASI, rahim akan terus mengecil.

Selain itu, memberikan ASI juga bisa menghindarkan ibu dari kemungkinan terkena kanker payudara. Manfaat lainnya, akan terbentuk ikatan batin dan emosional yang kuat antara bayi dan ibu.

''Memberikan ASI juga bisa mencegah kehamilan. Ini terkait dengan faktor hormonal. Sehingga ibu tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi,'' tutur Ina.

Memberikan ASI juga membawa pengaruh bagi ekonomi keluarga. Selama pemberian secara eksklusif, praktis ibu tidak mengeluarkan biaya apapun untuk keperluan makan bayi.

Harus enam bulan
Pada Konferensi Tingkat Tinggi untuk Anak (World Summit for Children) di New York pada 1990, disepakati pemberian ASI secara eksklusif dilakukan selama empat hingga enam bulan.

Mengapa harus enam bulan? Ina menjelaskan, pada usia di bawah enam bulan, kebutuhan gizi bayi sudah tercukupi dengan ASI. Namun setelah umur itu, bayi membutuhkan asupan tambahan karena pertumbuhan motoriknya  terus berkembang. Saat itulah bayi perlu dikenalkan dengan makanan pendamping (MP) ASI sebagai pelengkap.

''Hasil penelitian menyebutkan, pemberian ASI secara eksklsusif bisa mencegah kematian bayi sebesar 13 persen. Sedangkan pemberian MP ASI yang tepat waktu, yaitu setelah bayi berusia enam bulan, bisa mencegah kematian sebesar enam persen,'' tutur Ina.

Penelitian lain menyebutkan, bayi yang tidak diberi ASI memiliki risiko 17,3 persen lebih besar untuk terkena penyakit daripada bayi yang diberi ASI.

Masih banyak penelitian lain yang membuktikan pentingnya ASI bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi. Ina mengimbau, para ibu hendaknya memiliki kesadaran untuk memberikan ASI, khususnya secara eksklusif, kepada bayinya.

Bagaimana kalau ASI tidak keluar? Menurut Ina, keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya sangat ditentukan oleh perilaku dan keyakinan dirinya sendiri. Banyak ibu yang tidak percaya diri ketika menyusui. Akibatnya ASInya tidak keluar. Karena itu, perlu dilakukan inisiasi diri.

''Faktor psikologis juga sangat berpengaruh. Ibu yang mengalami stres atau depresi, ASInya juga bisa tidak keluar. Ini sering kami temui pada ibu-ibu di Aceh dan Yogyakarta pasca terjadinya tsunami dan gempa bumi,''papar Ina.

Sebelum terjadinya bencana tersebut, banyak ibu yang bisa memberikan ASI kepada bayinya. Setelah bencana mereka mengalami stres sehingga ASI tidak bisa keluar. Kondisi tersebut, tegas Ina, bisa diatasi dengan cara relaktasi.

Faktor makanan juga sangat berpengaruh. Pada saat menyusui, hendaknya ibu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Kolostrum
Kapan sebaiknya ASI mulai diberikan? Kata Ina, satu jam setelah bayi lahir. Hisapan pertama bayi pada payudara ibu akan merangsang hormon-hormon pembentuk ASI sehingga cairan tersebut bisa keluar.

Pada hari pertama dan kedua, yang keluar dari payudara ibu bukan air susu tapi kolostrum. Warnanya kekuning-kuningan. Banyak ibu yang belum memahami manfaat kolostrum sehingga malah membuangnya.

Padahal kolostrum adalah cairan yang sangat kaya nutrisi sehingga sangat dibutuhkan bayi. Cairan ini mengandung zat kekebalan yang bisa melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, terutama diare. Kolostrum juga mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat, dan lemak rendah sehingga sangat sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahirannya.

Kolostrum juga membantu mengeluarkan mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama dan berwarna hitam kehijauan.

''Tidak ada satu perusahaan pun di dunia yang mampu meniru kolostrum. Cairan ini merupakan pemberian dan anugerah dari Tuhan kepada para ibu. Meskipun produksinya sedikit, cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahirannya. Setelah itu barulah ASI mulai keluar,'' demikian kata Ina. 


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=300566&kat_id=105

Fwd: [Republika Online] Mencegah Kanker Serviks


25 September 2007
Mencegah Kanker Serviks
sya

Apapun jenisnya, kanker sangat membahayakan. Baik kanker payudara, kanker leher rahim (serviks), kanker paru, kanker hati, dan berbagai jenis kanker lainnya. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker adalah pembunuh terbesar kedua setelah jantung.

Salah satu jenis kanker yang perlu diwaspadai adalah kanker yang terjadi pada leher rahim. Kanker ini umumnya banyak dialami kaum perempuan, terutama di negara berkembang. Walaupun belum ada data resmi, di Indonesia cukup banyak penderitanya.

''Jika merujuk pada data WHO, pada negara-negara berkembang, kanker serviks menempati urutan pertama penyebab kematian atau sekitar 13,5 persen dari seluruh jenis kanker. Penyakit ini banyak dialami wanita dan dapat menyerang semua kelompok umur,'' jelas dr Nugroho Kampono, SpOG (K), staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada media workshop tentang Kanker Serviks yang diselenggarakan Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sedangkan di negara maju, penyakit ini menempati urutan ketujuh terbesar sebanyak 3,3 persen. Di seluruh dunia, setiap satu menit ditemukan kasus baru, dan setiap dua menit satu orang yang meninggal. ''Di Indonesia, setiap hari terdapat 41 kasus baru dengan 20 kematian. Jadi, setiap jam terdapat satu kematian,'' ungkapnya.

Penyebab
Serviks adalah daerah yang menghubungkan rahim (uterus) dengan vagina. Kanker serviks disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV).

Berbagai faktor dianggap sebagai kofaktor (faktor yang menyertai) terjadinya kanker serviks, antara lain multiparitas, merokok, kontrasepsi hormonal, penyakit hubungan seksual, dan faktor nutrisi. ''Karena HPV yang merupakan faktor etilogi, maka kanker serviks mempunyai beberapa risiko yang umumnya terkait dengan suatu penyakit akibat hubungan seksual,'' kata Dr dr Andrijono, SpOG (K), dari Divisi Onkologi Departemen Obstetri-Ginekologi FKUI.

Andrijono menegaskan, penyimpangan seksual merupakan faktor risiko yang sangat berperan. ''Faktor lain yang dianggap merupakan faktor risiko adalah hubungan seksual pertama kali pada usia muda,'' jelasnya. ''Berganti-ganti pasangan juga dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks,'' tambah dr Nugroho. ''Pada wanita berusia 20-30 tahun paling rawan mengalami kanker serviks,'' lanjutnya.

Menurut Andrijono, infeksi HPV terdeteksi pada 99,7 persen kanker serviks, sehingga infeksi HPV merupakan infeksi yang sangat penting pada perjalanan penyakit kanker serviks uterus. Kanker serviks terjadi karena proses karsinogenesis yang sudah terbuka pada leher rahim. HPV yang merupakan inisiator kanker serviks menyebabkan terjadinya gangguan sel serviks.

Menurut Nugroho, kanker serviks dapat berkembang ketika sel yang abnormal dalam serviks mulai membelah diri tanpa terkendali. Sel abnormal pada serviks dapat berkumpul menjadi tumor. ''Apabila tumor ganas, itu dapat menjadi kanker dan otomatis akan menyebar ke daerah lain,'' jelasnya.

Hingga saat ini sebanyak 120 tipe HPV diketahui sebagai penyebab kanker serviks. Sebanyak 30-40 tipe HPV di antaranya menyerang anogenital (area kelamin). Tipe HPV antara lain HPV 6, 11, 16 dan 18.

''Tipe HPV 6 dan 11 tidak menyebabkan kanker, tetapi menyebabkan anogenital warts. Tipe ini memiliki risiko lebih rendah. Sedangkan tipe 16 dan 18 termasuk risiko tinggi dan dapat menyebabkan kanker serviks,'' jelas Nugroho.

Gejala
Nugroho mengatakan, gejala orang yang menderita kanker serviks antara lain, pendarahan yang tidak normal. Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim, pendarahan saat haid, pendarahan sesudah menopause. Selain itu, kelainan pada vagina, misalnya keluarnya cairan kekuning-kuningan, dan berbau. Gejala lainnya, sakit atau nyeri pada pinggul, juga sakit pada kaki.

Pada prinsipnya, kanker serviks dapat dicegah. Pencegahan dapat dilakukan melalui edukasi yang benar tentang kanker serviks, menghindari penyimpangan seksual, menggunakan kondom dan vaksinasi. Selain itu, sebagai deteksi dini terhadap kanker serviks dengan melakukan pap smear.

Pap smear adalah pengambilan sel dari serviks (leher rahim), kemudian diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya kelainan pada leher rahim. ''Jika seseorang sudah menikah atau sudah pernah melakukan hubungan suami istri, sebaiknya melakukan pap smear secara teratur,'' kata Nugroho.

Dengan Vaksinasi HPV

Body:Salah satu cara yang dianggap paling efektif untuk mencegah masuknya virus ke dalam tubuh manusia adalah dengan melakukan vaksinasi, termasuk human papilloma virus (HPV), virus penyebab kanker serviks (leher rahim). Menurut dr Nugroho Kumpono SpOG (K), konsultan dan staf pengajar FKUI, vaksinasi sangat efektif mencegah masuk dan berkembangnya virus HPV ke dalam tubuh seseorang.

Hal yang sama juga diungkapkan dr Iris Rengganis SpPD-KAI, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan Alergi-Imunologi RSCM Jakarta. Menurutnya, tujuan imunisasi (vaksin) adalah mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan untuk menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau menghilangkan penyakit tertentu dari dunia.

Imunisasi dapat dilakukan pada setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, mulai anak-anak hingga dewasa. ''Imunisasi pada orang dewasa dapat mencegah kematian 100 kali akibat penyakit dibandingkan anak,'' jelasnya.

Khusus untuk mencegah kanker serviks dilakukan dengan vaksinasi HPV. Dengan cara ini virus yang masuk ke leher rahim akan terhambat. Sebab, vaksinasi akan membentuk sistem kekebalan tubuh dan pertahanan terhadap masuknya virus HPV ke dalam leher rahim. ''Dengan demikian, maka virus HPV tidak akan bisa masuk apalagi tumbuh dan membesar di dalam tubuh,'' jelas Iris.


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=308260&kat_id=105

Fwd: [Republika Online] Kuatnya Ketulusan Kasih Ibu


20 Oktober 2007
Kuatnya Ketulusan Kasih Ibu
zak

Sesekali bibir bocah itu mengulum senyum. Kedua matanya memerhatikan sekelilingnya. Dengan lembut dan kasih sayangnya, ibu si anak mengelus rambut hitamnya yang terlihat jarang tumbuh. ''Ibu mau shalat dulu ya sayang. Kamu tidur-tiduran di sini, jangan rewel,'' ucap ibu itu.

Tepat pukul 07.00 WIB ibu itu mengangkat tangan dan kemudian membaca takbir. Usai shalat, ibu itu langsung menengadahkan tangan mengambil kembali anaknya yang ditinggal shalat di samping tikar putih.

Sesekali tangan kanan ibu itu bersalaman dengan jamaah shalat Id. Jumat (12/10) pagi, ibu bernama Susi Susanti sedang mengikuti shalat Id di Lapangan Wijaya Kusuma, Slipi, Jakarta Barat. Si bocah itu tidur-tiduran di pangkuan ibunya. Susi senang, anak yang dinamai Fahmi Fitroni pagi itu tidak rewel meski diajak keluar rumah untuk shalat.

''Kalau penyakitnya kumat, dia bisa kejang-kejang dan mengerang kesakitan. Saya dan kakaknya pasti kerepotan,'' tutur Susi, pelan, saat ditemui Republika usai shalat Id. Maklumlah, Fahmi tidak bisa berbicara sehingga orang di sekitarnya tidak pernah mengerti secara pasti apa yang dia maui.

Dilihat dari umurnya, Fahmi yang lahir tanggal 3 September 1996 itu tidak bisa lagi disebut sebagai bocah atau bayi. Namun, kemampuan fisik maupun psikisnya masih seperti bayi. Penyakit radang otaknya yang diderita sejak usia tiga tahun membuat pertumbuhan fisik, psikis, maupun emosionalnya terhambat. Kini, Fahmi yang berusia 11 tahun itu hanya bisa tidur-tiduran di pangkuan ibunya. Kedua kakinya terlihat lumpuh dan membentuk huruf O. Begitu juga dengan kedua telapak tangannya, tidak bisa memegang lebih dari satu menit. Setiap barang yang ditaruh di telapak tangannya pasti terlepas.

Badannya yang kurus kering belum mampu menopang dirinya sendiri. ''Dia memang seperti bayi, dari sejak umur tiga tahun ketika kejadian itu berawal sampai saat ini kondisinya seperti ini. Belum ada perkembangan membaik atau normal seperti layaknya anak kecil tumbuh,'' tutur Susi mengungkapkan. Dengan usia 11 tahun ini, berat tubuh Fahmi hanya 20 kilogram. Ketika lahir, berat tubuhnya di atas berat rata-rata bayi normal, yakni 4,2 kilogram dengan panjang 55 cm. Sehari-hari Fahmi hanya makan bubur bayi dan sebulan sekali tubuhnya harus diberi cairan infus di Klinik Prima Husada, Cilegon.

Di usia 11 tahun, Fahmi belum bisa hajat atau sekadar makan sendiri. Semua kebutuhannya dilayani ibunya. Dengan setia, Susi setiap pagi hingga keesokan paginya lagi selalu tidak melepas kasih sayangnya melayani anaknya itu. Dengan tegar, Susi tidak ingin mengingat kejadian delapan tahun lalu. Sebab, menurut dia, semua itu adalah takdir dan Allah dianggapnya memiliki pertimbangan tersendiri untuk membuat anaknya menderita radang otak yang sampai saat ini belum terobati.

Peristiwa delapan tahun silam yang dimaksud Susi itu adalah kejadian saat dia bekerja keluar rumah dan menyerahkan Fahmi kepada perawat. Perawat itu tinggal satu rumah dengan ibunda Susi. Saat perawatnya hendak ke kamar mandi, Fahmi yang tertidur pulas dalam gendongan dilepaskan dari pelukannya. Oleh si perawat, gendongan bayi berisi Fahmi ditaruh di paku yang tertancap di dinding. Diduga kurang kuat, paku itu lepas dan spontan Fahmi jatuh. ''Kepalanya membentur lantai, sedangkan si perawat Fahmi pergi entah ke mana,'' ujar Susi, yang warga RT 06/RW 04 Kelurahan Kramat Watu, Kramat Watu, Serang, Banten, ini.

Fahmi kemudian dibawa ke RS Qodar Tangerang. Laporan medis menyebutkan ada batok kepalanya yang pecah akibat benturan itu atau mengalami radang otak. Benturan itu juga menyebabkan adanya gumpalan darah di kepalanya. Belum puas, Fahmi dibawa ke RSAB Harapan Kita serta RS Siloam Gleneagles. Intinya sama, Fahmi menderita radang otak. Tetapi, kata Susi, ada dokter dari rumah sakit lain menyebutkan Fahmi terkena gejala kanker otak. Akibatnya otak Fahmi menjadi mengecil, terutama di bagian belakang. Ada pula dokter yang menvonis Fahmi, kecil peluangnya bisa diselamatkan. Makanya semua dokter menyarankan Fahmi dioperasi.

Saat mendengar biaya operasi yang mencapai Rp 40 juta, Susi dan suaminya, Ridwan, mundur. Fahmi ditarik dari RSUD Serang, setelah belasan juta rupiah dihabiskan untuk membiayai perawatan di sejumlah RS. Fahmi akhirnya dirawat di rumah bersama kakaknya, Imam Alamsyah (sekarang 15 tahun). ''Delapan tahun silam biaya operasi anak saya sebesar Rp 40 juta. Sekarang biaya operasinya bisa mencapai Rp 200 juta. Waktu saya bawa ke RSPP, katanya harus menyiapkan dana Rp 200 juta sampai Rp 500 juta. Wah, saya ya mana sanggup,'' kata Susi. Belum habis kesedihan Susi, Ridwan meninggal dunia.

Kini janda berusia 35 tahun itu harus membesarkan dua anaknya di rumah petak berukuran 3x5 meter persegi di Gang Resik, Kampung Kramatwatu, Desa Kramatwatu, Serang, Di rumah mungil itu, Susi ditemani ibunya, Zalma, dan adiknya bernama Adi Nanda. Fahmi seringkali kejang-kejang. Bila sudah begini, tidak ada cara lain kecuali memberi obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit di otaknya. Gempuran obat-obatan itu membuat pencernaan Fahmi agak terganggu.

''Alat dan obatnya untuk buang air besar harganya hampir Rp 20 ribu untuk satu kali buang air besar. Tetapi, saya baru beli alatnya jika ada uang. Jadi bukan setiap hari beli, paling tidak dalam satu minggu dua atau tiga kali buang air besar. Saya tidak kuat biayanya jika harus membeli setiap hari,'' ujar Susi. Saat ditemui usai shalat Id, mata Susi berusaha terlihat tegar. Tapi, kepedihan itu tidak bisa seterusnya disembunyikan, sebab sesekali dia terlihat terisak apalagi tatkala melihat Fahmi sulit menggerakkan tubuhnya.

Awalnya, untuk bertahan hidup termasuk memenuhi biaya berobat jalan Fahmi, Susi membuka jasa menjahit dan permak jins. Penghasilan yang tidak menentu itu harus disisihkan untuk biaya pengobatan Fahmi. Saat ini, untuk menopang hidupnya, dia berjualan aksesori seperti bando, gelang, dan sebagainya. Setiap bulan, Fahmi menghabiskan Rp 900 ribu untuk membeli obat antikejang serta alat untuk buang air besar. Kenyataan ini, bagi Susi dan seluruh keluarga tetaplah diterima dengan lapang dada.


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=310718&kat_id=3



--
Silakan, kunjungi website (blog) saya ini :
http://yahumairah.blogspot.com

Fwd: [Republika Online] Kasih Ibu



27 April 2007
Kasih Ibu

Apa jadinya kalau ibu menuntut "uang jasa" atas keberadaan kita selama sembilan bulan lebih di rahimnya? Berapa banyak uang yang harus kita bayar untuk mengganti biaya persalinan, biaya pemeliharaan serta biaya ASI? Tampaknya daftar tagihan akan makin panjang jika ibu memasukkan biaya pengasuhan, biaya pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, tempat tinggal, bahkan sampai biaya pernikahan.

Alhamdulillah, ibu (juga bapak) mewarisi sifat Rahmaan dan Rahiim-Nya Allah SWT. Tak terpikir oleh mereka membuat tagihan untuk anak-anaknya. Yang ada justru keinginan memberi dan terus memberi. Seperti halnya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, cinta mereka--dalam kapasitasnya sebagai manusia--adalah "cinta tak bersyarat" atau unconditional love. Cinta mereka adalah "cinta walaupun" bukan "cinta karena". Mereka mencintai anak-anaknya, "walaupun" anaknya tidak tahu terima kasih, sering menyakiti, dan seterusnya.

Demikian besarnya jasa seorang ibu, Rasulullah SAW sampai menegaskan bahwa apa pun yang diberikan seorang anak kepada orangtuanya tidak akan pernah cukup membalas budi baiknya. Betapa hebatnya pengorbanan Uways Qarni yang ratusan mil menggendong ibunya, sehingga dari jauh Rasulullah SAW dapat mencium bau kemuliaannya. Namun, apa yang dikatakan Rasul? Walau Uways menggendong ibunya lebih jauh lagi, ia tidak akan pernah mampu membalas budi baiknya.

Itulah mengapa bakti seorang anak kepada orangtua harus mencapai derajat ihsan. Ihsan ini lebih tinggi derajatnya daripada adil. Yaitu "hanya" memperlakukan orang tua seperti memperlakukan diri. Ihsan kepada orangtua artinya memperlakukan mereka lebih baik dari memperlakukan diri sendiri, memberi lebih banyak daripada apa yang harusnya kita beri, dan mengambil lebih sedikit dari yang seharusnya kita ambil. Dalam Alquran, tak kurang dari lima kali Allah SWT memerintahkan kita berlaku ihsan kepada orangtua (QS 2:83, 4:36, 6:151, 17:23, 46:15). Padahal, dalam Alquran kata ihsan hanya disebutkan enam kali saja. Demikian ungkap Prof. Quraish Shihab dalam tafsirnya.

Warisan ibu
Tampaknya, tidak seorang pun yang menyangkal bahwa peran ibu teramat luar biasa dalam hidup kita. Namun, apakah kita tahu bahwa ibu-lah yang mewariskan terangnya dunia serta indahnya nada-nada bagi kita?

Teori terdahulu menyebutkan karakteristik dan sifat-sifat bawaan seorang anak diwariskan dari ibu bapaknya dalam proporsi 50-50. Namun penelitian biologi molekuler terbaru menemukan bahwa seorang ibu mewariskan 75 persen unsur genetikanya kepada anak. Sedangkan bapak hanya 25 persen. Karena itu, sifat baik, kecerdasan serta keshalihan seorang anak sangat ditentukan oleh sifat baik, kecerdasan serta keshalihan ibunya. Apa yang disabdakan Rasulullah SAW ternyata memiliki korelasi dengan fakta ini. Ketika seorang sahabat bertanya, mana yang harus diprioritaskan seorang anak, beliau pun menjawab, " Ibumu, ibumu, ibumu... lalu bapakmu.

Dalam setiap sel manusia ada sebuah organela yang sangat strategis fungsinya. Organela ini dinamakan mitokondria. Organelnya berongga berbentuk bulat lonjong, selaputnya terdiri dari dua lapis membran, membran dalam bertonjolan ke dalam rongga (matriks), serta mengandung banyak enzim pernapasan. Tugas utama mitokondria adalah memproduksi kimia tubuh bernama ATP ( adenosin tri phosphat). Energi hasil reaksi dari ATP inilah yang menjadi sumber energi bagi manusia.

Mitokondria bersifat semiotonom karena 40 persen kebutuhan protein dan enzimnya dihasilkan sendiri oleh gennya. Mitokondria adalah salah-satu bagian sel yang punya DNA sendiri, selebihnya dihasilkan gen di inti sel. Yang menarik, mitokondria ini hanya diwariskan oleh ibu, tidak oleh ayah. Sebab, mitokondria berasal dari sel telur bukan dari sel sperma. Itulah sebabnya investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75 persen.

Kita dapat berkata, inilah organela cinta seorang ibu yang menghubungkan kita dengan Allah serta kesemestaan. Tanpa mitokondria hidup menjadi hampa, tidak ada energi yang mampu menggelorakan semangat hidup. Tanpa mitokondria kita tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, hingga akhirnya tidak bisa membaca. Allah SWT berfirman, Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur (QS As Sajdah <32>: 9). Tanpa adanya mitokondria di mata, kita akan buta. Tanpa adanya mitokondria di telinga, kita akan tuli. Sesungguhnya, kita menjadi "buta" dan "tuli", boleh jadi karena ibu tidak ridha mewariskannya. Ridha seorang ibu adalah syarat datangnya kebahagiaan.

Maka jangan heran jika kontak batin antara ibu dan anaknya, walau terhalang jarak sejauh apa pun, begitu kuat dan intens. Hal ini memperlihatkan adanya energi cinta yang menembus dimensi. Sebenarnya, teori superstring yang kita ambil dari ilmu Fisika sedikit bisa menjelaskan hal ini. Beberapa tahun lalu, para ilmuwan MIT yang tergabung dalam Kelompok 18, menemukan sebuah supersimetri, yaitu sebuah persamaan matematika yang menciptakan ruang di alam semesta yang terdiri dari 57 bentuk di 248 dimensi. Konsep supersimetri menyebutkan, andai dunia ini dibagi-bagi seperti apa pun, sebenarnya hanya satu titik. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan baru menemukan bahwa jarak itu tidak bisa membatasi jiwa dan ruh yang bersemayam di titik yang sama.

Kalau kita menggunakan konsep ini, maka di mana pun berada, hati seorang ibu selalu berada di titik yang sama. Karena itu, apa yang dirasakan anak dan apa yang dirasakan ibu, bioelektriknya berada di titik yang sama. Mitokondrianya sama sehingga titik pertemuannya pun sama. Dengan kata lain, perasaan seorang ibu kepada anaknya bagaikan perasaan ia terhadap dirinya sendiri.

Di sini kita dapat membayangkan, betapa perjuangan seorang ibu tidak hanya sebatas hamil, melahir, menyusui, merawat, serta membesarkan anak-anaknya. Ibu pun harus mewariskan fungsi biologis yang sempurna agar kita dapat merasakan indahnya dunia. Sudahkah kita membalas cinta ibu?

Doa dari Syekh Muhammad Al-Hadhrami tampaknya layak kita renungkan, "Bacaan apa pun yang kami baca dan Engkau sucikan, shalat apa pun yang kami dirikan dan Engkau terima, zakat dan sedekah apa pun yang kami keluarkan dan Engkau sucikan serta kembangkan, amal saleh apa pun yang kami kerjakan dan Engkau ridhai, maka mohon kiranya ganjaran mereka lebih besar dari ganjaran yang Engkau anugerahkan kepada kami, bagian mereka hendaknya lebih banyak dari yang Engkau limpahkan kepada kami, serta perolehan mereka lebih berlipat ganda dari perolehan kami. Karena Engkau, ya Allah, telah berwasiat agar kami berbakti kepada mereka, dan memerintahkan kami mensyukuri mereka, sedangkan Engkau lebih utama berbuat kebajikan dari semua makhluk yang berbuat kebajikan, serta lebih wajar memberi dibanding siapa pun yang diperintahkan memberi.


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=291081&kat_id=105



--
Silakan, kunjungi website (blog) saya ini :
http://yahumairah.blogspot.com

Fwd: [Republika Online] Waspadai Virus Selingkuh



26 Januari 2007
Waspadai Virus Selingkuh
tri

Seorang ibu mengalami depresi berat sampai harus masuk rumahsakit. Bahkan sebelumnya ia hampir mengakhiri hidupnya. Apa gerangan yang terjadi? Suaminya selingkuh dengan teman sekantornya. Tidak ada dalam benaknya, seorang suami yang taat beribadah, perhatian, bahkan pengurus DKM berselingkuh dengan wanita yang jauh dari agama. Ia benar-benar terguncang. Harmonisasi keluarga yang selama ini mereka bangun hancur begitu saja karena hadirnya orang ketiga.


Walau menyengsarakan, namun tren selingkuh di masyarakat mengalami "peningkatan" signifikan.
Ustzh. Mimin Aminah, konsultan pernikahan dari Cahaya Islam Bandung, mengungkapkan bahwa dalam dua bulan terakhir ia menerima 43 orang yang berkonsultasi. Masalah yang dikonsultasikan bervariasi, 3 orang konsultasi masalah non pernikahan. Sisanya berkaitan dengan maslaah pernikahan. Dari 40 orang, hanya dua orang saja yang bukan selingkuh. Jadi, 38 orang atau hampir 90 persen pasien yang datang mengeluhkan soal perselingkuhan. Satu angka yang amat mengkhawatirkan. Sehingga masuk akal bila seorang ahli menyatakan bahwa dua dari tiga laki-laki selingkuh.


Ia pun menemukan dua hal "unik". Pertama, pelaku selingkuh ternyata bukan hanya laki-laki, tapi juga wanita. Ini menarik. Biasanya wanita memiliki komitmen, kesetiaan dan rasa iba lebih kuat, serta memiliki pertimbangan emosi yang lebih kuat. Kedua, pelaku selingkuh bukan hanya orang-orang yang tidak mengerti agama. Orang yang mengerti agama pun bisa berselingkuh.  

 

Apa Itu Selingkuh?
Selingkuh adalah tindakan yang disembunyikan, serta tidak diungkapkan sebagaimana mestinya, sehingga menimbulkan perasaan tidak baik terhadap orang yang tidak mendapatkan hak dari apa yang disembunyikannya itu. Dalam perkembangannya, selingkuh dikonotasikan dengan hubungan selain hubungan resmi. Misalnya, hubungan suami dengan selain istrinya atau seorang istri dengan selain suaminya. Hubungan tersebut dibangun seperti hubungan suami dan istri.

Selingkuh, sejatinya adalah tahap awal pengembangan dusta dalam rumahtangga. Sehingga melahirkan rasa saling tidak percaya, saling curiga dan pengkhianatan akan janji setia. Akibat selingkuh, tidak ada lagi kehangatan dan canda tawa dalam keluarga.    

Karena akibat yang ditimbulkannya sangat berbahaya, maka Islam memandang selingkuh sebagai zina. Allah SWT sangat membenci zina. Jangankan melakukannya, mendekatinya saja tidak boleh (QS Al-Israa' <17>: 32). Islam pun tidak mentoleransi perbuatan zina sedikit pun. Hal ini terlihat dari beratnya sanksi yang diberikan kepada pelakunya (QS An-Nuur <24>: 2).

 

Mengapa Terjadi Selingkuh?

Selingkuh terjadi karena adanya dorongan kuat untuk melakukan penyimpangan. Kadang berupa keinginan bertemu seseorang yang dulu pernah dicintai dan sekarang sudah berkeluarga. Kadang melihat "kelebihan" orang lain dibanding milik sendiri, dsb. Andai dirunut, setidaknya ada empat penyebab utama terjadinya selingkuh.

Pertama, kurang harmonisnya hubungan suami dan istri. Kondisi ini disebabkan kurang intensnya berkomunikasi yang terjalin. Bisa pula masing-masing kurang mendapat porsi mengekspresikan emosinya. Sebenarnya kalau pun ada faktor-faktor lain yang bermasalah, seperti faktor ekonomi, apabila komunikasinya bagus, keluarga akan tetap harmonis.

Kedua, adanya ketidakpuasan suami atau istri yang tak terungkap. Harapan, tuntutan, keinginan yang tidak terkomunikasikan bisa membuat seseorang mencari pemenuhan dari orang lain. Patut dicatat, selingkuh itu tidak selalu dengan orang yang fisik dan hartanya lebih baik dari pasangan sahnya. Ada kasus seorang majikan selingkuh dengan sopir atau pembantunya. Alasannya, mereka merasa lebih dihargai oleh selingkuhannya.

Ketiga, kurangnya perhatian dari pasangan. Apa yang diharapkan pasangannya tidak direspons dengan baik.

Keempat, dilanggarnya etika pergaulan dengan lawan jenis. Sebab, sepanjang pandangan dan perkataan tidak dijaga, sepanjang pergaulan tanpa hijab, sepanjang itulah peluang selingkuh terbuka lebar.

 

Arti Penting Komitmen

Kesuksesan rumahtangga dibangun dengan landasan kecintaan dan kesetiaan. Namun kenyataannya banyak orang yang diam-diam mengkhianati cinta pasangannya dengan selingkuh. Rumahtangga yang telah dibangun selama bertahun-tahun, akhirnya kandas karena pasangan berselingkuh. Bagaimana mengeliminasinya?

 

·         Bangun Komitmen Spiritual

Sebuah perbuatan akan terjadi kalau ada peluang dan kemampuan. Keduanya hanya bisa dihalangi oleh kuatnya komitmen agama. Komitmen inilah yang membuat Nabi Yusuf mampu menghindari perselingkuhan dengan Zulaikha. Nabi Yusuf benar-benar mendapatkan kesempatan langka, namun ia tidak tergoda (QS Yusuf <12>: 23). Komitmen spiritual akan membuat seseorang tunduk pada kebenaran dan mampu berakhlak mulia. Pandangan, ucapan serta pergaulannya akan senantiasa dijaga.

 

·         Bangun Komitmen Berkeluarga

Pernikahan akan terasa dinamis, andai suami istri memiliki komitmen untuk memenuhi hak dan kewajibannya sebaik mungkin. Suami berkomitmen untuk menjadi kepala rumahtangga terbaik. Begitu pun istri, berkomitmen menjadi ratu di rumahtangga. Ketika fungsi-fungsi ini tidak berjalan, maka akan lahir ketimpangan dan penyelewengan.

 

·         Bangun Komunikasi yang Sehat

Suami istri perlu membiasakan suasana komunikasi yang enak dan musyawarah. Suasana dialogis perlu dikembangkan untuk menjaga keharmonisan, melahirkan keterbukaan, mampu mendeteksi adanya perubahan sikap, serta mengetahui keadaan pasangan.

 

·         Selesaikan Masalah Sejak Dini

Jangan sepelekan masalah yang timbul, termasuk masalah yang kita anggap kecil. Sebab, perselingkuhan sering berawal dari masalah-masalah sepele. Maka, berhati-hatilah ketika pasangan marah-marah melihat salah satu kebiasaan kita. Atau ia mengatakan bosan. Segera cari solusi terbaik yang menguntungkan kedua belah pihak.

 

·         Jadilah Pasangan Tepercaya dan Dibutuhkan

Setiap pasangan harus mampu memberikan service memuaskan bagi pasangannya. Sehingga ia tidak mencari kepuasan di luar rumah. Suami atau istri harus menjadi penenteram bagi pasangannya ketika didera masalah. Ia hadir, membantu dan menenteramkan, bukan malah menambah masalah.

 

·         Bersikap Bijak dan Tepat

Sikapi dengan bijak dan tepat bila mengetahui adanya gejala-gejala peselingkuhan. Caranya: <1> Kembalikan semua masalah kepada aturan Allah dan Rasul-Nya, <2> Tiap pasangan melakukan koreksi diri dan saling mengingatkan untuk menemukan dan menilai kesalahan yang telah terjadi. ¡

 

 

 

 

 


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=280256&kat_id=105



--
Silakan, kunjungi website (blog) saya ini :
http://yahumairah.blogspot.com

Fwd: [Republika Online] Menikahlah Engkau Wahai Rabi'ah!



17 Nopember 2006
Menikahlah Engkau Wahai Rabi'ah!
tri

Jika datang kepada kalian (hai calon mertua) orang yang bagus agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Sebab, jika kalian tidak melakukannya, akan lahir fitnah (bencana) dan akan berkembang kehancuran yang besar di muka bumi." (HR Tirmidzi)

Menikah adalah dambaan setiap orang. Terlebih bagi mereka yang tengah dimabuk cinta. Sehingga Nabi SAW pun bersabda, "Tidak ada obat yang paling mujarab bagi orang yang tengah dimabuk asmara selain menikah" (HR Ibnu Majah).

Sayangnya, tidak semua orang sanggup melangsungkan momen yang amat didambakan tersebut. Banyak faktor yang menghalanginya. Ada yang terbentur masalah biaya, belum adanya calon, hambatan dari orangtua, dsb. Padahal gejolak dalam diri sudah sangat kuat. Bila demikian bagaimana jalan keluarnya? Nabi SAW memberi tuntunan, "Menikahlah kalian, karena aku bangga dengan banyaknya umatku. Barangsiapa memiliki kemampuan untuk nikah, maka menikahlah. Barangsiapa belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa memiliki kemampuan meredam (nafsu)" (HR Ibnu Majah).

Yang jadi masalah, andai puasa tetap tidak mampu meredam gejolak, maka tetap menikah menjadi satu-satunya obat yang harus diberikan. Sebab, menurut Ibnul Qayyim dalam bukunya Metode Pengobatan Nabi, puasa hanyalah pengobatan sementara (pengganti) bagi penyakit asmara. Pengobatan sebenarnya (yang asli dan permanen) adalah menikah.

Bila seperti ini kejadiannya, sudah menjadi kewajiban orangtua, masyarakat, bahkan negara untuk mempermudah proses pernikahan sang jejaka dengan gadis pujaannya (atau yang dipilihkan orangtua). Andai dibiarkan berlarut-larut, apalagi karena alasan yang tidak syar'i (misalnya karena masalah harta), maka akan terjadi fitnah dan bencana besar. Rasul pernah mengecam orangtua yang mempersulit anaknya untuk menikah. "Jika datang kepada kalian (hai calon mertua) orang yang bagus agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Sebab, jika kalian tidak melakukannya, akan lahir fitnah (bencana) dan akan berkembang kehancuran yang besar di muka bumi" (HR Tirmidzi).

Karena itu, ada satu prinsip yang selalu ditekankan Rasul SAW, yaitu, "permudah dan jangan dipersulit". Andai kita teliti Shirah Nabawiyyah dan kisah para sahabat, kita akan mendapati sikap mereka yang tidak "mempersulit diri" menjalankan sesuatu yang Allah perintahkan. Ada kisah menarik yang menggambarkan betapa "mudahnya" Islam dan betapa tanggungjawabnya Rasulullah SAW kepada umat yang dipimpinnya, termasuk dalam hal pernikahan. Berikut petikannya.

Kisah Rabi'ah Al Aslami
Rabi'ah adalah salah seorang sahabat yang pernah menjadi pembantu Rasulullah SAW Rasul sangat baik dan perhatian kepadanya. Sampai suatu ketika beliau bertanya kepada Rabi'ah, "Wahai Rabi'ah, maukah engkau menikah?" Rabi'ah menjawab, "Demi Allah, tidak, wahai Rasulullah. Aku belum mau menikah karena aku tidak memiliki harta yang bisa menghidupi istriku nanti."

Mendengar jawaban itu, Rasul berpaling lalu bertanya kembali, "Maukah engkau menikah?" Rabi'ah pun menjawab dengan jawaban sama, hingga Rasul berpaling darinya. Setelah itu, muncul rasa tidak enak dalam hati Rabi'ah. "Demi Allah, Rasulullah tentu lebih tahu tentang apa yang bermanfaat bagiku di dunia dan akhirat. Bila beliau bertanya lagi tentang hal itu, aku pasti akan meng-iya-kan. aku persilahkan beliau menyuruhku sekehendaknya," gumamnya.

Rasul pun kembali menemui Rabi'ah dan bertanya, "Rabi'ah, maukah engkau menikah?" Rabi'ah menjawab, "Benar, wahai Rasulullah, perintahlah aku sekehendakmu." Beliau pun memerintahkan Rabi'ah pergi ke rumah keluarga fulan dari kaum Anshar untuk menyampaikan lamaran Rasulullah atas nama Rabia'h.

Ia pun bergegas mengunjungi keluarga fulan. Kepada mereka Rabi'ah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah mengutusku kepada kalian agar menikahkan aku dengan fulanah, putri kalian". Apa reaksi keluarga tersebut? Mereka menyambut gembira, "Selamat datang wahai Rasulullah dan utusannya. Demi Allah, utusannya hanya akan pulang jika keperluannya telah terpenuhi semua". Tanpa banyak aturan, mereka segera menikahkan Rabi'ah dengan putrinya. Mereka pun melayani Rabi'ah dengan sangat baik.

Setelah itu, Rabi'ah kembali ke rumah Rasulullah dengan perasaan sedih. Sesampainya di sana, ia berujar, "Wahai Rasulullah, aku baru datang dari keluarga yang sangat murah hati. Mereka menikahkanku, melayaniku dengan ramah dan tidak memintaku sebuah bukti pun bahwa aku utusanmu. Padahal aku tidak memiliki sesuatu pun untuk dijadikan mahar".

Mendengar keluhan Rabi'ah, Rasulullah segera memanggil Buraidah dan memintanya untuk mengumpulkan emas seberat biji kurma untuk menjadi maharnya. Buraidah serta beberapa sahabat lain melaksanakan permintaan Rasulullah. Hingga terkumpulah emas seberat biji kurma yang Rasul serahkan kepada Rabi'ah. "Berikanlah emas ini kepada mereka sebagai mahar".

Rabi'ah segera pergi ke rumah mertuanya untuk memberikan mahar tersebut. Mereka pun menerimanya dengan perasaan ridha, bahkan berkata, "Ini mahar yang sangat bagus dan banyak."

Anehnya, Rabi'ah malah kembali ke rumah Rasul dengan perasaan sedih. Melihat hal itu, berliau bertanya lagi, "Rabi'ah, mengapa engkau bersedih lagi?" Ia menjawab, "Wahai Rasulullah, tidak pernah kujumpai orang yang semurah hati mereka. Dengan ridha mereka menerima maharku, bahkan mengatakannya sudah sangat banyak dan bagus. Sekarang, aku tidak punya sesuatu pun untuk acara walimah nanti."

Rasul yang mulia tersenyum dan berkata kepada Buraidah, "Wahai Buraidah, kumpulkanlah uang untuk membeli seekor kambing."

Tak lama kemudian mereka pun mendapatkan seekor kambing yang besar dan gemuk. "Pergilah engkau kepada 'Aisyah dan minta ia menyerahkan tempat simpanan yang berisi makanan!," ungkap Nabi SAW. Rabi'ah segera melaksanakan titah Rasulullah. Ia pergi ke rumah 'Aisyah dan mengatakan apa yang beliau minta.

"Takaran ini berisi tujuh sha' gandum. Demi Allah, tidak. Demi Allah, tidak. Bila kami mempunyai makanan lain, maka ambillah," kata 'Aisyah. Rabi'ah segera membawa gandum tersebut kepada Rasulullah dan mengatakan apa yang dikatakan 'Aisyah. Rasul pun segera memerintahkan Rabi'ah untuk membawa kambing dan gandum ke rumah mertuanya. Sesampainya di sana, mereka berkata, "Biarlah kami yang membuatkan rotinya. Sedangkan kambing engkau saja yang memasaknya." Bersama beberapa orang dari Bani Aslam, Rabi'ah menyembelih dan memasak kambing tersebut.

Setelah semua siap, Rabi'ah mengundang Rasulullah SAW untuk menghadiri acara walimahan pernikahannya dengan Fulanah dari kaum Anshar. Akhirnya, semua berbahagia!


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=272074&kat_id=105



--
Silakan, kunjungi website (blog) saya ini :
http://yahumairah.blogspot.com

Fwd: [Republika Online] Tipe-tipe Wanita dalam Alquran



21 Juli 2006
Tipe-tipe Wanita dalam Alquran

Ketika memasuki sebuah showroom, butik atau toko yang menjual pakaian wanita, kita akan mendapatkan pakaian dalam berbagai bentuk, corak dan ragamnya. Mau pilih yang mana? Semuanya terserah kita. Sebab kita sendiri yang akan memakainya. Kita pula yang akan menerima konsekuensi dari memakai pakaian tersebut.

Pakaian dapat kita analogikan dengan kepribadian. Seperti halnya pakaian, kepribadian wanita pun memiliki beragam jenis dan corak. Kita diberi kebebasan untuk memilih tipe mana saja yang paling disukainya. Namun ingat, dalam setiap pilihan ada tanggung jawab yang harus dipikul. Karena itu, agar tidak menyesal dikemudian hari, Alquran memberi tuntunan kepada orang-orang beriman (khususnya Muslimah) agar tidak salah dalam memilih kepribadian.

Lima tipe wanita

Setidaknya ada lima tipe wanita dalam Alquran. Pertama, tipe pejuang. Wanita tipe pejuang memiliki kepribadian kuat. Ia berani menanggung risiko apa pun saat keimanannya diusik dan kehormatannya dilecehkan. Tipe ini diwakili oleh Siti Asiyah binti Mazahim, istri Fir'aun. Walau berada dalam cengkraman Fir'aun, Asiyah mampu menjaga akidah dan harga dirinya sebagai seorang Muslimah. Asiyah lebih memilih istana di surga daripada istana di dunia yang dijanjikan Fir'aun. Allah SWT mengabadikan doanya, Dan Allah menjadikan perempuan Fir'aun teladan bagi orang-orang beriman, dan ia berdoa, Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim (QS At Tahriim <66>: 11).

Kedua, tipe wanita shalihah yang menjaga kesucian dirinya. Tipe ini diwakili Maryam binti Imran. Hari-harinya ia isi dengan ketaatan kepada Allah. Ia pun sangat konsisten menjaga kesucian dirinya. Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina! . Demikian ungkap Maryam (QS Maryam <19>: 20). Karena keutamaan inilah, Allah SWT mengabadikan namanya sebagai nama salah satu surat dalam Alquran (QS Maryam <19>). Maryam pun diamanahi untuk mengasuh dan membesarkan Kekasih Allah, Isa putra Maryam (QS Maryam <19>: 16-34). Allah SWT memuliakan Maryam bukan karena kecantikannya, namun karena keshalihan dan kesuciannya.

Ketiga, tipe penghasut, tukang fitnah dan biang gosip. Tipe ini diwakili Hindun, istrinya Abu Lahab. Alquran menjulukinya sebagai "pembawa kayu bakar" alias penyebar fitnah. Dalam istilah sekarang wanita penyiram bensin. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya ia akan binasa. demikian pula istrinya, pembawa kayu bakar yang di lehernya ada tali dari sabut (QS Al Lahab <111>: 1-5). Bersama suaminya, Hindun bahu membahu menentang dakwah Rasulullah SAW, menyebar fitnah dan melakukan kezaliman. Isu yang awalnya biasa, menjadi luar biasa ketika diucapkan Hindun.

Keempat, tipe wanita penggoda. Tipe ini diperankan Zulaikha saat menggoda Nabi Yusuf. Petualangan Zulaikha diungkapkan dalam Alquran, Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata, Marilah ke sini. Yusuf berkata, Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung (QS Yusuf <12>: 23).

Kelima, tipe wanita pengkhianat dan ingkar terhadap suaminya. Allah SWT memuji wanita yang tidak taat kepada suaminya yang zalim, seperti dilakukan perempuan Fir'aun (QS At Tahriim <66>: 11). Namun, pada saat bersamaan Allah pun mengecam perempuan yang bekhianat kepada suaminya (yang saleh). Istrinya Nabi Nuh dan Nabi Luth mewakili tipe ini. Saat suaminya memperjuangkan kebenaran, mereka malah menjadi pengkhianat dakwah.

Difirmankan, Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shaleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka). (QS At Tahriim <66>: 10).

Wanita-wanita yang dikisahkan Alquran ini hidup ribuan tahun lalu. Namun karakteristik dan sifatnya tetap abadi sampai sekarang. Ada tipe pejuang yang kokoh keimanannya. Ada wanita salehah yang tangguh dalam ibadah dan konsisten menjaga kesucian diri. Ada pula tipe penghasut, penggoda dan pengkhianat. Terserah kita mau pilih yang mana. Bila memilih tipe pertama dan kedua, maka kemuliaan dan kebahagiaan yang akan kita dapatkan. Sedangkan bila memilih tiga tipe terakhir, kehinaan di dunia dan kesengsaraan akhiratlah akan kita rasakan.

Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa (QS An Nuur <24>: 34). Wallaahu a'lam.


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=257449&kat_id=105



--
Silakan, kunjungi website (blog) saya ini :
http://yahumairah.blogspot.com

Fwd: [Republika Online] Menikah, Jangan karena Nafsu


12 Mei 2006
Menikah, Jangan karena Nafsu

Wahai para pemuda! jika kamu telah sanggup untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu akan menjaga kehormatanmu. Kalau belum mampu, maka tundukkanlah pandanganmu dan berpuasalah. Karena itu adalah benteng bagi kamu . (HR Al Hakim) .

Seorang pemuda berusia 17 tahun mencurahkan isi hatinya kepada seorang ustadz, "Ustadz, saya kebingungan. Saya merasa ada sesuatu yang kurang dalam hidup. Saya merindukan pendamping hidup. Kalau melihat wanita hati saya bergetar aneh. Saya pun kerap membayangkan wanita itu menjadi istri saya. Perasaan ini makin hari makin kuat. Ingin rasanya menghilangkan perasaan-perasaan ini. Saya pikir dengan menikahlah solusinya!

Saya pernah minta izin kepada orangtua untuk segera menikah, tetapi mereka menolaknya. Alasannya, saya masih terlalu muda dan belum bekerja. Saya mengerti, tetapi saya tidak mau terus-terusan seperti ini. Pernah terpikir dalam benak saya untuk nikah bawah tangan saja. Saya bingung Ustadz!" Ustadz itu menjawab, "Dik Arman, saya kagum dengan niat baik adik. Memang, nikah menjadi solusi mengatasi perasaan yang adik rasakan. Namun, pernikahan bukanlah sesuatu yang sepele. Jangan sampai menikah hanya atas dasar nafsu. Banyak hal harus dipikir dan dipertimbangkan dengan matang. Jangan sampai adik menyesal di kemudian hari. Sekarang, pikirkanlah kembali baik-baik keinginan itu dan lain waktu kita diskusi lagi".

Keinginan Arman dipicu dua faktor. Pertama, faktor internal. Menurut Dr Akrim Ridha, Arman tengah berada dalam "fase gejolak". Dalam fase ini mereka mengalami perubahan fisik dan psikis (kejiwaan). Perubahan fisik laki-laki ditandai dengan membesarnya suara dan otot-otot. Sedangkan perempuan, ditandai dengan keluarnya darah haid dan berkembangnya payudara.

Secara kejiwaan mereka mengalami gejolak emosi yang ditandai dengan perubahan mood (suasana hati) yang cepat. Penelitian yang dilakukan Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan waktu 45 menit untuk berubah dari mood "senang luar biasa" ke "sedih luar biasa".

Pada fase ini, pandangan kepada orang lain berubah, termasuk kepada lawan jenis. Dalam dirinya tumbuh rasa suka yang berkembang menjadi rasa sayang. Pada saat itulah ia ingin dicintai dan mencintai lawan jenis.

Perasaan seperti ini butuh penyaluran. Kalau tidak ada, mereka akan gelisah. Saat kegelisahan ini memuncak, tidak jarang mereka melakukan apa saja untuk menyalurkan kebutuhan itu, terrmasuk pacaran, nonton tayangan porno, seks bebas, dsb. Tentu, penyimpangan ini hanya akan dilakukan pemuda yang lemah iman.

Kedua, faktor eksternal yaitu lingkungan. Pepatah Arab yang menyatakan, "al-insan ibnul bi'ah" manusia itu anak lingkungan. Keinginan, karakter dan kondisi kejiwaan seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ia lihat dan dengar. Apa yang dialami Arman dipicu pula oleh suguhan media massa yang bisa merangsang libido seks, penampilan lawan jenis yang minim, obrolan bertemakan lawan jenis dan ajakan mereka untuk menyalurkan kebutuhan biologis (walau belum tentu diperbolehkan). Selain faktor-faktor tersebut, Arman pun makin tertekan dengan ditolaknya permintaan untuk menikah.

Bagi para pemuda yang berada pada fase ini, Rasulullah SAW memberikan jalan keluarnya. ''Wahai para pemuda! jika kamu telah sanggup untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu akan menjaga kehormatanmu. Kalau belum mampu, maka tundukkanlah pandangananmu dan berpuasalah. Karena itu adalah benteng bagi kamu.'' (HR Al Hakim).

Solusi Rasulullah SAW ini ditujukan kepada dua pemuda. Yaitu pemuda yang memiliki kemampuan menikah dan pemuda yang belum mampu menikah. Kemampuan yang dimaksud, paling tidak dalam empat hal. Pertama, ilmu. Kewajiban-kewajiban dalam pernikahan menuntut seseorang memiliki ilmunya. Dengan ilmunya ia bisa melaksanakan kewajiban dengan baik dan tidak menyimpang.

Kedua, kemampuan memenuhi tanggung jawab. Setelah menikah seorang suami berkewajiban untuk memenuhi nafkah keluarganya, memberikan makan, pakaian dan tempat tinggal sesuai kesanggupannya. Hal ini tidak mengharuskan seseorang memiliki profesi tertentu dengan gaji tertentu pula. Yang terpenting adalah seseorang bersedia memeras keringat untuk menjemput rezeki. Bentuk penjemputannya tidak penting, asal halal. Demikian pula seorang istri, ia wajib menerima penunaian tanggung jawab suami dengan hati terbuka. Tidak menuntut suami memberikan sesuatu yang tidak disanggupinya.

Ketiga, kesiapan mental. Berumahtangga tidak selalu indah dan menyenangkan seperti yang dibayangkan. Ada saat-saat di mana seseorang dituntut sabar menghadapi cobaan. Termasuk kesiapan untuk menerima kekurangan pasangan hidupya.

Keempat, kesiapan ruhiah. Seseorang yang memiliki kesiapan ruhiah, sikapnya akan selalu terkendali. Jika ia menyukai istri atau suaminya, kecintaannya itu akan melahirkan sikap memuliakan. Jika ia sedang marah, kesal, atau jengkel ia tidak akan menzhalimi pasangannya. Kesiapan ruhiah bisa dicapai dengan ibadah yang istikamah.

Empat hal tersebut bisa dijadikan alat ukuran kemampuan orang untuk menikah. Bagi orang yang sudah memiliki keempatnya, menikah jauh lebih baik baginya. Bagi pemuda yang belum mampu, Rasulullah SAW menganjurkan menahan nafsu dengan menundukkan pandangan dan berpuasa. Bersamaan dengan itu, ia harus berusaha memenuhinya, sampai ia benar-benar siap menikah. Wallaahu a'lam.


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=247776&kat_id=105



--
Silakan, kunjungi website (blog) saya ini :
http://yahumairah.blogspot.com

Selasa, 27 November 2007

Fwd: [Republika Online] Sup Favorit Anak



18 Nopember 2007
Sup Favorit Anak

Ketiga varian sup ini kesukaan anak-anak lho! Biar bergizi, kaldu dibuat sendiri, bisa dari tulang sapi, ceker ayam, atau kepala/tulang ikan. Untuk sup krim jamur, kaldu bisa pakai kaldu sapi ditambah susu. Jamur dicincang untuk memudahkan si cilik menyantapnya. Bumbunya yang ringan saja biar bertambah lezat.

Untuk sup kepiting jagung, pakai kepiting kalengan biar praktis dan pakai jagung manis segar karena warna dan rasanya lebih alami, untuk kaldunya bisa memakai kaldu ikan. Untuk sup sayang ala mama, bisa memakai kaldu ayam. Isinya merupakan variasi bahan-bahan dengan warna berbeda seperti sosis sapi (pilih sosis sapi berkualitas), wortel (dipotong figurin), buncis, makaroni, dan telur puyuh. Wah, wah, wah, komplet dan sedapnya!

Sup Krim Jamur

Bahan:
2 sdm margarin
2 sdm bawang bombay, cincang
2 sdm tepung terigu, ayak
750 ml susu cair
500 ml kaldu ayam
1 biji pala, memarkan
1 sdt garam dan 1/2 sdt merica bubuk
150 gram jamur kancing kaleng/segar, cincang halus 1 sdm peterseli cincang

Pelengkap:
Roti bawang, dibuat dari 1 buah roti Prancis potong tebal 1 cm, dengan olesan: 3 sdm mentega campur dengan 3 siung bawang putih cincang, 1 sdt peterseli cincang tambahkan 1/2 sdt garam dan 1/2 sdt merica bubuk, aduk rata, oleskan di roti dan panggang hingga kecokelatan.

Cara membuat:
1. Panaskan margarin, tumis bawang bombay hingga harum. Masukkan tepung terigu, masak sebentar, tambahkan susu cair, kaldu, pala, garam, dan merica, masak hingga mendidih.
2. Masukkan jamur cincang, aduk rata, masak sebentar, angkat. Sajikan hangat, taburi dengan peterseli dan lengkapi dengan roti bawang.

Untuk: 4 orang

Sup Kepiting Jagung Manis

Bahan:
1 sdm minyak goreng
1 sdt minyak wijen
2 siung bawang putih, memarkan
2 cm jahe, memarkan
1 liter kaldu ayam
1 sdt garam, 1/2 sdt merica bubuk
150 gram daging kepiting
200 gram jagung manis kalengan
1 sdm tepung sagu larutkan dengan sedikit air
3 butir telur, kocok lepas
1 batang daun bawang, iris halus

Cara membuat:
1. Panaskan minyak goreng bersama minyak wijen, tumis bawang putih hingga harum, masukkan kaldu dan jahe, didihkan.
2. Masukkan garam dan merica bubuk, kepiting dan jagung, didihkan kembali. Kentalkan dengan larutan tepung sagu, aduk rata, setelah mengental, masukkan telur kocok secara perlahan-lahan sambil terus diaduk hingga menyerupai serabut, angkat.
3. Sajikan hangat, taburi dengan irisan daun bawang.

Untuk: 4 orang

Sup Sayang Ala Mama

Bahan:
1 dada ayam, rebus dengan 1 liter air
1 batang daun bawang, 1 batang wortel, dan 1 batang seledri
1 sdm margarin
1 buah bawang bombay, iris
1 liter air
1 sdt garam, 1/2 sdt merica bubuk
1 buah pala, memarkan
2 batang wortel, potong menurut selera
100 gram buncis
100 gram makaroni, rebus matang
5 sosis sapi, iris
12 butir telur puyuh rebus matang

Taburan: irisan seledri, secukupnya

Cara membuat:
1. Rebus ayam bersama daun bawang, wortel, dan seledri hingga lunak, angkat dan tiriskan, kemudian potong dadu.
2. Panaskan margarin, tumis bawang bombay hingga harum, masukkan ke dalam kaldu, tambahkan air, didihkan.
3. Masukkan garam, merica dan pala, setelah mendidih kembali, tambahkan wortel, buncis, makaroni, sosis sapi dan telur puyuh, masak sebentar, angkat.
4. Siapkan mangkuk, tuangkan sup dan isiannya, taburi irisan daun seledri. Sajikan hangat.

Untuk: 6 orang


Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=314195&kat_id=366

Rabu, 14 November 2007

Fwd: Fw: Sekufukah Kita

--- In hidayahnet@yahoogroups.com, "Zuridah bt. Hassan" <zurida@...>
wrote:


CORETAN YG BAIK TUK DIBACA!!!!! tk rugi jdikan sbgi satu
pengetahuan....
> >
> >
> > Petikan PNKI-7 :
> >
> > Rumahtangga dibena dari 2 jenis jantina yg berlainan. 2 jenis
> > fahaman, 2 cara asuhan yg berbeza, 2 jenis pengharapan yg
berbeza, 2
> > taraf pendidikan yg berbeza, 2 keinginan yg tidak sama, segala2
nya
> > 2. sedangkan kita ingin gabungkan ia agar menjadi S.A.T.U...sudah
> > barang tentu tidak akan berjaya jika kita tidak melakukan SUAI
> > PADAN / PERUBAHAN / PENGORBANAN / SALING TOLAK ANSUR dan banyak
lagi
> > perkara yg sebenarnya kurang kita hayati. Menjadikan 2 benda yg
> > berbeza kepada satu perkara yg serupa adalah hampir mustahil,
namun
> > jika mencari keserasian dlm kelainan itu mungkin saja boleh
menjadi
> > kenyataan.
> >
> > Justeru pesan nenek dan kata ibu - TERIMA PASANGAN KAMU LILLAHI
> > TA'ALA, KERANA IA ADALAH SEKUFU YG SESUAI UTK KAMU, YG TELAH
> > DITENTUKAN ALLAH SWT..
> >
> > Bersambung..
> >
> > SEKUFUKAH KITA?
> >
> > Sekufu / sekutu - bermaksud bergabung / bersatu / bekerjasama.
Jika
> > diguna pakai istilah ini dlm sesebuah ikatan perkahwinan membawa
> > maksud PERKONGSIAN / PENYATUAN / SALING MELENGKAPI. Ianya
meliputi
> > kesemua aspek kehidupan samaada yg baik mahu pun yg buruk. Sama
> > ada memenuhi impian (yg diangankan) atau mimpi yg digeruni (tak
> > suka dan tak mahu).
> >
> > Macam kata nenek dan ibu bahawa perkahwinan itu ibarat menampal
> > lubang2 didinding supaya dinding nampak licin dan rata..
melengkapi
> > apa2 yg tidak cukup disana sini dlm diri dan peribagi seseorg
itu.
> > Memang kadang kala pada mata kasar kita, pasangan bukan
`citarasa'
> > kita , tapi itulah yg sebaik2 pasangan yg Allah swt beri utk
> > mendampingi kita. Betul juga, sebab jika kita fikir2 kan
semulalah
> > ya. tanya kawan2 yg belum berkahwin hatta yg sudah berkahwin
lelaki
> > mahupun perempuan..
> >
> > Senarai yg mereka tuntut semuanya nak yg `molek2' sahaja. yg
bagus2
> > sahaja, tak satu pun yg dgn senang hati, mahu menerima yg buruk.
> > Cthnya : "aku nak suami yg alimlah, ... eh, kalau boleh biarlah
> > hensome sedap mata aku memandang,.. Huiii. musti yg kukuh
ekonomi,
> > bolehlah aku tumpang senang. aku musti pompuan pandai masak, baru
> > kena dgn selera, .. Lah aku tak suka
> > pompuan banyak mulut, bising buat sakit kepala.body biar ngam
baru
> > mengancam..." Dll.
> >
> > Habis siapa agaknya yg nak terima yg tak berapa tahu agama,
siapa
> > nak yg gemuk pendek, siapa nak yg kerja cukup makan dan siapa
pula
> > nak tahan telinga isteri kuat membebel ya???? Sebab itu sering
> > terjadi, lain yg kita angankan lain pula yg kita dapat. Juga
kadang
> > kala ciri2 idaman tu dah ada tapi.. masih tetap ber TAPI.. Juga
lagi.
> >
> > Kerana Allah swt sebenarnya tahu tahap mana kekuatan serta
kelemahan
> > dua hambanya yg disatukan itu, dan dari situ mereka sendirilah
pula
> > pandai2 mengimbangi masjid yg baru terbina itu dgn berpandukan
Islam
> > sebagai landasan, Iman sebagai kenderaan dan jujur serta amanah
> > dijunjung serta kasih dan sayang dikelek. Maka , walau bagaimana
> > ranjau sekali pun jalan yg dilalui itu, betapa kuat pun badai
> > taufan yg bertiup, Insya Allah, hidayah dan bantuan Allah
sentiasa
> > mengiringi bahtera itu.
> >
> > Itu sebab kita dapat lihat ada pasangan yg kontras benar dimata,
> > tapi kelihatannya sesuai bersama antaranya jika kita seorg
pendiam,
> > mungkin pasangan kita seorg yg peramah (banyak cakap). Kita seorg
yg
> > pemarah, pasangan seorg yg penyabar - sebahagiannya adalah sifat2
yg
> > tidak pernah ada dlm kamus kehidupan kita telah pun terisi. Kita
> > suka tenguk wayang, pasangan juga suka menonton, kita suka
melancung
> > pasangan juga gemar beriadah - sebahagia dari apa yg menjadi
> > keselesaan / keseronokan kita semakin lengkap dgn adanya pasangan.
> >
> > Kita benci org yg guna barang, lepas tu tak simpan semula pada
> > tempatnya tapi pasangan kita pula buat perkara yg kita benci itu,
> > kita menyampah kalau org makan menyepah, bertaburan atas meja,
> > pasangan kita pula itulah cara dia, kita paling bebulu kalau org
> > suka bergurau tapi cakap kotor pasangan kita, itu pula
kegemarannya -
> > perkara2 yg kita hindarkan sekarang menjadi sebahagian dari
> > kebiasaan yg harus kita hadapi.
> >
> > Ertinya segala2 yg sudah sedia ada (sebagai sikap kita) yg tiada
> > (tak pernah kita buat sebelum ini),yg kita suka (perkara2 yg
> > menyenangkan), yg tidak suka (yg kita benci dan tak pernah kita
> > buat),yg kita mahu (impian kita pd pasangan) , yg kita tidak mahu
> > (tak sangka dia begitu) dll lagi sudah bercampur gaul, muncul ,
> > wujud dlm kamus kehidupan kita (bila saja kita berkahwin). Atas
> > dasar yg demikian demi mencapai matlamat `pasangan bahagia' maka
> > harus ada / wujud / disemai / dipelajari / diamalkan, sikap2
yg
> > boleh mengseimbangkan serta menjurus kepada maksud
> > sebenar `PASANGAN BAHAGIA' tersebut.
> >
> > Kita seringkali terkhilaf tentang takrif perkahwinan..(pada kita)
> > ianya lambang bersatu dua hati.. Bersatu Dua keluarga
(kononnya),
> > kita lihat perkahwinan itu mudah, gembira, seronok.. Penuh gelak
> > tawa dan gurau senda (masa majlis berlansunglah.), kita (hampir
> > semua) tak terperasan bahawa bilamana di akad kan sahaja maka
> > bermulalah satu pengembaraan misteri yg tidak menjanjikan `happy
> > ending' seperti yg dirancangkan.
> >
> > Hakikatnya perkahwinan itu mudah, namun utk `mengisi
perkahwinan'
> > itu yg paling2 sukar. Ok, mari kita lihat kenyataan ini : setiap
> > dari kita (lelaki / wanita) suami isteri mempunyai matlamat
> > tersendiri. Ada perancangan serta cara tersendiri, bila kita
> > disatukan, perkara utama yg harus kita beri tumpuan ialah sama2
> > duduk berbincang dan bertukar2 impian / matlamat / pengharapan /
> > perkara2 yg kita suka / tidak suka , juga berterus terang dgn
> > pasangan terutama tentang sikap2 buruk kita sendiri ( dah tentu
kita
> > tahu kita ni panas baran ke, suka kencing malam ke, takut lipas
ke
> > hantu ke dll) kpd pasangan, agar suami / isteri kita boleh
bersedia
> > dan kenal SIAPA KITA SEBENARNYA.
> >
> > Ini bukan kes buka pekung didada, tapi ini kes supaya bila
semakin
> > lama kita berumahtangga, kita peka yg mana sensetif isu tentang
> > pasangan kita, dimana egonya yg tidak boleh diusik, yg mana satu
> > kelemahannya yg boleh kita atasi dan mana kelebihannya yg boleh
kita
> > harapkan. Barulah nanti kita atau pasangan tidak terkeluar dari
> > mulut (walau bukan dari hati). "kalau aku tahu macam gini ko ni
> > dulu, tak ingin aku kawin dgn ko tau".. "saya pun menyesal kawin
dgn
> > awaklah.."
> >
> > Selepas itu, sebagai suami isteri kita harus juga rasional dan
> > berpijak pada kenyataan bahawa TIDAK SEMUA KEINGINAN / IMPIAN
BOLEH
> > DIZAHIRKAN ATAS HALANGAN2 TERTENTU. Maknanya, ada masanya kita
harus
> > jujur pada diri sendiri, bahwa kita harus merubah keinginan /
> > impian / harapan yg kita telah aturkan selama ini bersesuaian
> > keadaan dan kenyataan dlm perkahwinan (rumahtangga) kita.
> >
> > Perkahwinan bukan setakat satu penyatuan yg sentiasa
menyeronokkan
> > seperti cerita2 dongeng.. Ia adalah satu TANGGUGan dan JAWABan yg
> > harus dipikul oleh suami dan isteri mengikut fitrah masing2 dlm
> > menegakkan 'masjid' (mahligai?) yg dibena. Harus melihat konteks
> > perkahwinan itu utk apa, apa pengisian dlm PERKAHWINAN.
> >
> > TUJUAN PERKAHWINAN
> >
> > Ya.. Kenapa nak kawin ha? Lah yelah, mustilah nak kawin, nak ada
> > teman hidup.kalau tak sunyilah, emm.. Nak mengelakkan maksiat,
> > menghahalkan yg haram. nak menyambung keturunan, eh.. banyak
> > lagilah. Ha!!! Tulah sebahagian dari jawapan survey yg saya
jalankan
> > sekejap tadi sewaktu lunch dgn bbrp teman. Sedih juga sebab
> > pengetian mereka tentang perkahwinan tu yg biasa2 saja. Tak seorg
> > pun yg cuba fikir dulu lama2 sikit baru cari jawapan. sebenarnya
> > jawapan 18SX pun ada malaslah saya nak letakkan disini tak
sesuai.
> >
> > Tujuan perkahwingan yg sebenar2nya ialah utk mendapat keredhaan
> > Agama. Org2 yg berkahwin pahalanya berlipat kali ganda .
Genggaman
> > tangan antara suami dan isteri menggugurkan dosa2 mereka
dicelah2ah
> > jarinya, solat seorg yg telah berkahwin adalah sepuluh kali ganda
> > pahalanya, seorg wanita (isteri) yg menitik peluhnya kerana
memasak
> > utk keluarganya, Allah akan bina parit menjadi benteng dari
bahang
> > api neraka buatnya.
> >
> > Begitulah serba ringkas cth, bahawa perkahwinan itu sebenarnya
> > adalah medan `bonus' yg mudah utk kita mengutip pahala juga akan
> > dgn mudah menjadi `laluan' kita berbuat dosa jika kita tidak
> > memahami tanggungjawab serta pengertian PERKAHWINAN itu.
Berkahwin
> > membawa keberkatan rezeki, menjauhkan maksiat serta memelihara /
> > membenteng diri. Membentuk sifat2 murni dan tingkahlaku
beragama :
> > cthnya sebelum berkahwin mungkin kita lepas bebas, boleh berkawan
> > dgn siapa yg kita suka, sesudah berumahtangga kita akan berhati2
dlm
> > pergaulan, kita beringat2.aku ni suami / isteri org. sudah dgn
> > sendirinya terbentuklah batas2 tertentu.
> >
> > Kalau sewaktu bujang kita tak kisah. tak kisahlah balik lambat,
tak
> > kisahlah tak masak, bila berkahwin kita menghargai serta `kisah'
> > jika lambat balik pasangan tentu risau, jika tak masak tentu
suami
> > balik lapar dll. Berkahwin melengkapi kekurangan diri, perkara2
yg
> > dulunya kita tak suka - kini terpaksa belajar menerimanya, dulu
tak
> > gemar masak kari dah kena buat hari2, dah itu menu wajib suami,
> > (suami mamak) kenalah berkorban sebab sayang,..dulu kita tak
minat
> > pizza tapi dapat isteri selera western telanlah juga..begitulah
> > seterusnya.
> >
> > Juga melengkapkan pusingan hidup dari kecil - remaja - dewasa -
> > berkahwin - beranak pinak - tua.
> > Dan melatih kita membentuk dan menyemai sikap2 keinsanan serta
> > belajar mengamalkannya spt bertolak ansur, bertimbang rasa,
> > bermuafakat dll. Bila sudah berdua kita haruslah memikirkan juga
> > bagi pihak pasangan bila ingin membuat satu2 keputusan dll.
Apatah
> > lagi jika melibatkan hal2 yg besar dan melibatkan banyak pihak.
> > Tidak bolehlah lagi kita fikir utk diri sendiri sahaja. Nama pun
> > perkongsian hidup. Kalau kita masih mengamalkan `kau .kau.
aku.aku.'
> > Insya Allah, tak lamalah bertahan.
> >
> > Dlm perkahwinan, banyak perubahan yg harus kita buat. Jika
> > bermasalah pula, usah buat keputusan terburu2, tapi buat
keputusan
> > berkiblatkan tolak ansur, timbangrasa, pengorbanan dll TANPA
> > SYARAT!!!. Bukanlah pula kita sahaja sebagai isteri, terpaksa
> > mengalah dan sebagai suami pula, hanya kita yg betul. Tapi kita
> > meletakkan satu matlamat dlm membuat keputusan. Matlamat
> > (keputusan) yg baik terhasil dari muafakat serta musyawarah
antara
> > suami isteri.
> >
> > Masaalah akan timbul bilamana kita hanya memikirkan kepentingan
> > sendiri dan kepuasan hati sendiri. Cinta bukan bermaksud :hanya
> > seorg saja yg harus memberi kpd kita dan kita sekadar menerima.
Tapi
> > tafsiran cinta ialah kita bersama2 memberi dan menerima. Tu sebab
> > sering terjadi masalah bila kita rasa pasangan kita tak mahu ikut
> > kehendak hati kita, kita sudah rasa semacam, sedangkan sewaktu
dia
> > sentiasa mengikut dan memenuhi kemahuan kita kita tidak pula
berkata
> > apa2. Jadi ada masa dia (suami / isteri) bersetuju, ada masanya
nya
> > kita pula harus bersetuju.
> >
> > KENAPA BERMASALAH?
> >
> > Fitrah yg bernama kehidupan, bila saja bersuami isteri sudah
pasti
> > akan timbul masalah. Mungkin perkara kecil sangat, maka mampu
> > diatasai, atau terlalu besar hingga merosakan keharmonian
hubungan.
> > Sebab itulah kita harus bersedia utk menerima sebarang
kemungkinan.
> > Maka itu banyakkan belajar serta membuat perubahan2 dlm semua
> > keadaan. Sebab suami itu - LELAKI dan isteri itu - WANITA. Maka
cara
> > serta penerimaan kita dlm sesuatu masalah itu berbeza2.
> >
> > TERABAI PENGISIAN AGAMA DLM RUMAHTANGGA - Macamana hebat sekali
pun
> > seseorg itu dari segi pencapaian duniawi-nya akan tetapi jika dia
> > mengabaikan penekanan kehidupan beragama, Insya Allah DIA AKAN
> > MENEMUI KEGAGALAN AKHIRNYA. Sebagai manusia kita harus
> > punya `pegangan' dan BERPEGANG TEGUH KEPADA TALI ALLAH adalah
> > sebaik2 dan semulia2 `pegangan'. Justeru jika kita
> > memutuskan `tali' ini maka dgn mudahlah kita akan tergelincir
> > kejurang kemungkaran akibat tidak ada `tali' yg akan mengikat
kita
> > dari terjerumus kekancah kemusnahan. Maka perkukuhkanlah ia
> > dan `tebalkan' lagi `tali' tersebut dgn menjadikan Islam itu Ad'
> > deen.
> >
> > TIDAK FAHAM TANGGUNGJAWAB - apa peranan yg sepatutnya sebagai
suami
> > dan sebagai isteri.
> > Secara asasnya pun, mudah kita fahami bahawa suami sebagai ketua
> > keluarga dan beliaulah yg seharusnya keluar utk mencari nafkah,
> > serta menjaga memberi bimbingan, serta tunjukajar kpd isteri dan
> > anak2. Manakala isteri pula bertugas menjaga amanah suami,
mengurus
> > rumahtangga serta sebagai pembantu kpd kepimpinan suami.
> >
> > Namun jika sebaliknya berlaku, suami nak tak nak sahaja bekerja
> > mencari rezeki, isteri pula yg terpaksa bekerja bertungkus lumus,
> > dlm masa yg sama isteri juga terpaksa terkejar2 menguruskan
> > rumahtangga, sudah pastilah akan wujud masalah. Sebab itu
kadangkala
> > jika isteri sudah tidak tertahan lagi dgn `ujian buatan' (sikap
> > suami) ini, isteri itu `tersebut' (mengungkit) juga akhirnya dan
> > tidak juga boleh disalahkan isteri sahaja.
> >
> > Tapi jika memang sudah rezeki suami, sudah puas dia berusaha
> > bersungguh2, namun pendapatannya tetap `ciput' dan isteri pula,
> > kalau tak ada signature dia tak laku cheque (boss lah tu), dia
> > boleh bantu suami demi keharmonian rumahtangga yg dibena dan
tidak
> > bolehlah isteri tersebut menyebut2 pula pengorbanannya, kerana
suami
> > sudah berusaha dan sumbangan suami setakat kemampuannya, ini yg
> > dinamakan pegorbanan seorg isteri. Bukan suami sengaja pula
> > mengambil kesempatan kecualilah sebaliknya.
> >
> > SILAP KOMUNIKASI - 70% masalah yg wujud dlm rumahtangga adalah
> > akibat salah komunikasi. 30%lagi ialah sikap. Mana tidaknya,
sering
> > dlm keadaan kita bermasalah, kita berkomunikasi bukan setakat
dgn
> > mulut (verbal - ucapan2 `power renger' yg sungguh2 ganas 18SSG) ,
> > tapi juga dgn perbuatan ( menghempas / mencampak / dll), juga
> > dgn `body- language' (muka mencuka / mata menjeling / dll).
Walhal
> > cara itu sebenarnya tidak akan menyelesaikan masalah, paling
teruk
> > menambah masalah menjadi semakin parah.
> >
> > TIDAK FAHAM MAKSUD - emmm.. Ini lah yg selalu terjadi, perempuan
> > makhluk fantasi, lelaki makhluk logik. Tips utk org lelaki ya,
> > perempuan kalau marah dan berangin dan kalau dia kata awak boleh
> > blah!!, bukan maksudnya dia suruh suami dia chau., dia nak suami
dia
> > pujuk dia, lelaki bila dia dengar dia terus angkat kaki.(dah
> > tentulah! dia halau. aku blahlah).
> >
> > Ha, nampak tak perbezaannya??? Tu silap org perempuan dan tu
> > salahnya lelaki. Satu ayat / perkataan yg sama menjadi berlainan
> > maksudnya diterjemah oleh lelaki dan perempuan. Jadi tu sebab
> > kadangkala kebanyakan kita bila berlaku sesuatu - berSELISIH
FAHAM
> > jadinya. Hatta atas perkara2 kecil.
> >
> > TIDAK MAHU BERTOLAK ANSUR - sama erti dgn istilah penting diri
> > sendiri lah ni, atau keras hati. Kembalilah kepada maksud -
> > PERKAHWINAN SATU PERKONGSIAN. Justeru jika kita mahu pasangan
> > fikirkan perasaan kita.. Kita juga harus fikirkan apa pula rasa
> > hatinya.
> >
> > TIDAK PEKA / SENSETIF - sering terjadi, kadangkala sudah berpuluh
> > tahun bersama sebagai suami isteri kita masih tidak dapat
mengesan
> > atau sering mengulangi perkara2 yg menjadi kebencian pasangan.
> >
> > BAGAIMANA MENYELESAIKAN MASAALAH
> >
> > UBAH CARA - guna pendekatan yg betul utk pasangan kita , cara
LELAKI
> > (utk suami) dan cara WANITA (utk isteri). Bukankah telah Allah
> > jadikan kita berlainan fitrah dari mula lagi, namun asal kita
adalah
> > dari yg satu. Wanita dijadikan dari tulang rusuk yg bengkok,
justeru
> > dlm sifat lemah seorg wanita masih ada `kerasnya' lalu carilah
cara
> > yg sesuai melembutkannya. Begitu juga lelaki dlm kegagahannya itu
> > masih ada kelemahan, lalu carilah cara yg paling berkesan
> > menundukkan egonya.
> >
> > JELASKAN MAKSUD - usah lagi menggunakan cara nagetif utk mencapai
> > kepuasan diri sendiri. Duduk dan berbincanglah baik2 apa yg
tersurat
> > dan tersirat dihati masing2, bagaimana agaknya cara atau apakah
lagi
> > yg perlu suami dan isteri lakukan utk menyelamatkan `perkongsian'
> > ini dari `dibubuarkan'. Berbincanglah dgn `Agama,kasih sayang dan
> > cinta' sebagai hakimnya, Insya Allah akan ada jalan penyelesaian
yg
> > baik akan tercapai.
> >
> > Tapi jika kita menggunakan khidmat ` kepuasan hati sendiri, ego
dan
> > veto' sebagai pengadilnya, Insya Allah juga akan mendapat jln
> > penyelesaian, yg merugikan banyak pihak. Justeru pilihan ada
> > ditangan sendiri.
> >
> > BERTOLAK ANSUR SERTA BEREMPATI - kalaulah boleh sekali sekala
kita
> > jadi suami dan suami jadi isteri alangkah baiknya kerana kita
akan
> > dapat merasai sendiri perasaan dan tekanan yg dialami oleh
pasangan
> > kita. Tapi kita tidak mampu melakukan demikian, maka itu
selamilah
> > dgn kudrat yg ada pada kita akan perasaan / impian / keingian dan
> > harapan pasangan kita, dgn itu Insya Allah kita dapat sedikit
> > sebanyak berlembut utk cuba memahami dan bekerjasama utk
> > menjadi `PASANGAN BAHAGIA'.
> >
> > TINGKATKAN KEPEKAAN - usah buat pasangan kita sukar mendekati
kita,
> > sentiasalah sediakan ruang dan peluang utk dia berada dekat
dihati
> > kita. Kenali bukan sahaja dirinya yg zahir tapi juga
keinginannya /
> > impian / perasaan / keadaan dll. Kadangkala dia tidak bermaksud
utk
> > melakukan sesuatu yg melukakan hati kita tapi lebih kepada ingin
> > membuat kita fahami mereka, tapi kita pula mungkin tidak tahu
serta
> > tidak `perasan' bahawa tindakbalas itu terhasil sebahagianya dari
> > sikap kita sendiri.
> >
> > BERUBAH - inilah...inilah satu2nya sikap keramat yg harus ada
pada
> > semua manusia, mahu berubah (kearah kebaikanlah). Tanpa sikap
ini,
> > sampai akhir umur pun kita tidak akan dapat kepuasan dan
> > menyelesaikan masalah yg kita hadapi. Justeru.. BERUBAHLAH
mengikut
> > keperluan. Jika suami yg harus berubah bukan bererti mematahkan
Ego
> > atau menghilangkan hormat tapi demi kita sendiri juga. kita yg
akan
> > bahagia. Utk isteri pula, mengikut kata dan kemahuan suami (
selagi
> > mengikut Agama) bukan bererti harus merasa tersiksa jiwa, tapi
> > mencari dan mendapatkan keredhaan Allah swt. yg demikian itu,
> > bersama2lah sebagai seorg suami dan isteri berusaha mencari anak
> > kunci kebahagian itu. Pintunya (kebahagiaan) sudah didepan mata..
> > Tinggal anak kuncinya sahaja yg masih kita tercari2, maka carilah
> > dgn cara tidak merosakkan atau menjahamankan suktur mahligai yg
> > dibena.
> >
> > MATLAMAT HIDUP (BERUMAHTANGGA) - BUKAN UTK TIDAK BERMASALAH TAPI
> > MENUKAR MASALAH KEPADA PELUANG.
> >
> > Yg ini sesuai utk semua keadaan dlm kehidupan dan juga boleh
diguna
> > pakai dlm berumahtangga. Tiada siapa boleh mendakwa dia tiada
> > masalah. Satu pembohongan besar jika ada yg mengatakan dia TIDAK
> > PERNAH PUNYA MASAALAH!!!!. Hatta bayi yg baru di lahirkan itu pun
> > bermasaalah. Mana tidaknya dia tak tahu bercakap, maka utk
> > menyatakan keinginan / perasaannya (lapar sejuk panas takut -
adalah
> > dgn menangis) manakala kita sebagai ibuayah pula tak faham2
tangisan
> > bayi.. Nampak tak dah ada 2 masalah disini???.
> >
> > Justeru sebenarnya dunia ini penuh masalah. Tak akan berhenti
hingga
> > habis umur dunia. Maka itu kita seharusnya berusaha mencari jalan
> > menukar masaalah yg kita hadapi samada menjadi peluang yg boleh
di
> > manfaatkan atau mengatasinya / meyelesaikannya sekira mampu. Dan
> > dari situ baru kita rasa bersyukur dan rasa lega bahawa kita
tidak
> > duduk dibawah telunjuk masalah tapi meletakkan masalah itu
sebagai
> > satu objek yg boleh diubah2 bentuknya.
> >
> > Itulah sedikit sebanyak apa yg boleh saya kupas dari pesan nenek
dan
> > ingatan ibu berikan. Memanglah nenek dan ibu tak mengomel panjang
> > begini, saya yg memanjangkannya mengikut apa yg saya fahami
justeru
> > seperti biasa - tidak semestinya betul, mana yg boleh diterima
itu
> > pakailah mana yg tidak, tak mengapa. Sudah barang tentu teman2
> > semua juga ada cara dah formula tersendiri dlm menangani masalah
yg
> > timbul, maka, jika ianya baik mengapa tidak dikongsikan bersama.
> >
> > Wallahu Alam...
> >
> > ***********************************************
> >
> >
>

--- End forwarded message ---

Fwd: FW: Kuku panjang.....wallahua'lam

--- In hidayahnet@yahoogroups.com, Normarina Binti Mohammed
<Normarina@...> wrote:


Subject: Kuku panjang.....wallahua'lam


>>1. Dikatakan bahawa menyimpan sebatang jari kuku yang panjang,
dosanya
>>sama
>> seperti memelihara sekandang Khinzir, jika kesemua jejari kita
>>menyimpan kuku
>> yang panjang....bayangkanlah dosa yang telah kita tanggung
untuk
>>kesemua
>> khinzir-khinzir tersebut....potonglah kuku anda.
>>
>>2. Jangan simpan kuku panjang walaupun hanya 1 mm atau pun hanya
jari
>>kelingking.
>> Bagi orang Islam adalah tidak sesuai berkuku panjang atas apa
alasan
>>sekalipun
>> kerana ia tidak membayangkan kesucian dan ia juga bukan budaya
kita
>>apatah
>> lagi menggunakan tangan untuk beristinjak.
>>
>>3. Orang Melayu yang berkuku panjang biasanya mempunyai anak yang
bodoh
>>atau
>> pun degil dan suka melepak sebab diberi makan bahan kotor yang
berada
>>di kuku
>> jari emaknya semasa menyediakan makanan seperti memerah santan
>>kelapa,
>> buat cokodok pisang, uli tepong, dll. Apa ilmu pun yang di
ajar
pun
>>tak
>>akan boleh
>> diterima masuk ke dalam kepala. Percayalah.
>>
>>4. Pasal tabiat berkuku panjang inilah yang membuatkan orang Melayu
mundur
>>dan
>> tidak berjaya. Syarikat Melayu yang bangkrap dan rugi teruk
adalah
>>kerana
>> mempunyai pekerja dan pemilik yang berkuku panjang.
>>
>>5. Untuk yang bujang beringatlah. Kalau hendak cari pasangan dan
hendak
>>anak
>> yang pandai dan mendengar kata pilihlah wanita atau lelaki yang
>>sentiasa
>> berkuku pendek. Insya-Allah.
>>
>>6. Kuku panjang mempunyai sejenis kuman seperti yang terdapat dalam
najis
>> manusia, iaitu E-Coli. Kuman tersebut tidak akan hilang
walaupun
kita
>>mencuci
>> tangan dengan sabun. Oleh itu, sentiasalah berkuku pendek untuk
>>kesihatan dan
>> kebersihan diri sendiri.
>>
>>Wallahu'alam bissawab...

--- End forwarded message ---

Fwd: FW: Jangan Sambut Hari Ibu

--- In hidayahnet@yahoogroups.com, "Mazlina Mokhtar" <mazlina-
mokhtar@...> wrote :

> > > Kepada semua baca kisah asal usul pengertian
> > > "HARI IBU" yang sebenar.
> > > Kalau kita sambut hari ibu bermakna kita
> > > juga merayakan hari "IBU PADA TUHAN" yang menjadi
> > > amalan orang GREECE terdahulu. Ini semua sumber
> > > dari kristian dan sudah tentu memesongkan akidah kita.
> > > Saya bertaubat, kalau dulu saya juga terikut ikut
> > > merayakan hari ibu tapi sekarang bila dah
> > > tahu tak akan saya buat begitu lagi dan juga
> > > pada anak anak akan saya beritahu........jadi
> > > kewajipan saya adalah untuk beritahu semua agar
> > > JANGAN SAMBUT HARI IBU, kalau kita
> > > kasih,sayang dan ingat jasa ibu
> > > sebaiknya sentiasa mendoakannya tak perlu
> > > cuma pada hari hari tertenu saja, setiap hari
> > > mendoakannya adalah sebaiknya dan dituntunt.
> > > Harap di sebarkan kepada kawan-kawan atau saudara
> > > mara tentang sejarah HARI IBU ini.
> > >
> > > Wassalam Jamiah.
> > >
> > > History of Mothers Day
> > > The earliest Mother's Day celebrations can
> > > be traced back to the spring celebrations of ancient
> > > Greece in honor of Rhea, the Mother of
> > > the Gods. During the 1600's, England celebrated a day
> > > called "Mothering Sunday". Celebrated on the 4th
> > > Sunday of Lent.
> > > "Mothering Sunday" honored the mothers of England.
> > > During this time many of the England's poor
> > > worked as servants for the wealthy. As most jobs were
> > > located far from their homes, the servants would live
> > > at the houses of their employers. On Mothering
> > > Sunday the servants would have the day off
> > > and were encouraged to return home and spend the day
> > > with their mothers. A special cake,
> > > called the mothering cake, was often brought
> > > along to provide a festive touch.
> > > As Christianity spread throughout Europe the
> > > celebration changed to
> > > honor the "Mother Church" - the spiritual
> > > power that gave them life
> > > and protected them from harm. Over time the
> > > church festival blended
> > > with the Mothering Sunday celebration
> > > People began honoring their
> > > mothers as well as the church.
> > > In the United States Mother's Day was first
> > > suggested in 1872 by Julia Ward Howe (who wrote the
> > > words to the Battle hymn of the
> > > Republic) as a day dedicated to peace. Ms.
> > > Howe would hold organized Mother's Day meetings in
> > > Boston, Mass ever year.
> > >
> > > In 1907 Ana Jarvis, from Philadelphia, began
> > > a campaign to establish a national Mother's Day.
Ms.
> > > Jarvis persuaded her mother's church in
> > > Grafton, West Virginia to celebrate Mother's
> > > Day on the second
> > > anniversary of her mother's death, the 2nd
> > > Sunday of May. By the next
> > > year Mother's Day was also celebrated in
> > > Philadelphia.
> > > Ms. Jarvis and her supporters began to write
> > > to ministers, businessman, and politicians in their
> > > quest to establish a national
> > > Mother's Day. It was successful as by 1911
> > > Mother's Day was celebrated
> > > in almost every state. President Woodrow
> > > Wilson, in 1914, made the official announcement
> > > proclaiming Mother's Day as a national
> > > holiday that was to be held each year on the 2nd
> > > Sunday of May.
> > > While many countries of the world celebrate
> > > their own Mother's Day at
> > > different times throughout the year, there
> > > are some countries
> > > such as Denmark, Finland, Italy, Turkey, Australia,
> > > and Belgium which also
> > > celebrate Mother's Day on the second Sunday
> > > of May.
> > >
> > > dan hendaklah ada di antara kamu satu puak
> > > yang menyeru (berdakwah)
> > > kepada kebajikan (mengembangkan Islam) dan
> > > menyuruh berbuat segala perkara yang baik, serta
> > > melarang daripada segala yang salah
> > > (buruk dan keji) dan mereka yang bersifat demikian
> > > ialah orang-orang yang berjaya.
> > > (Aali-Imran:104)
>
> ******************************************************************

--- End forwarded message ---